JAKARTA, KOMPAS.com -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau masyarakat agar tidak terlena meski telah mendapat vaksinasi Covid-19.
Sebab, vaksin Covid-19 tak menjamin penularan Covid-19 terhenti tanpa menerapkan disiplin protokol kesehatan.
Wanita yang akrab disapa Ani ini mengatakan, beberapa negara tak terlepas dari gelombang ketiga penularan Covid-19 meski vaksinasi terus berlangsung.
Baca juga: Airlangga: Pemerintah Akan Mengakselerasi Vaksinasi untuk Pulihkan Kepercayaan Publik
"Saya ingin menyampaikan ini sebagai gambaran supaya kita tidak terlena. Covid-19 ini adalah suatu tantangan yang mereka tidak memiliki timeline, artinya ketahanan kita utk bisa terus-menerus menjaga penyebaran Covid-19, namun tidak boleh putus asa untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi," kata Sri Mulyani dalam webinar "Sinergi Memulihkan Negeri", Senin (5/4/2021).
Sri Mulyani mengungkap, AS adalah salah satu negara yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 meski sudah melakukan vaksinasi sebanyak 2,5 juta dosis per hari.
Beberapa negara lain yang mengalami peningkatan kasus, adalah negara-negara eropa, India, hingga Filipina.
"Eropa lockdown kembali baik di Italia dan Jerman, kecuali inggris yang sudah vaksinasi lebih dari 40 persen. Mereka menghadapi kondisi kenaikan kasus Covid-19 luar biasa," ungkap Ani.
Munculnya gelombang ketiga Covid-19 kata Ani, membuat pemerintah perlu menyiapkan daya dukung untuk jangka yang relatif panjang.
Baca juga: Bos Bio Farma: RI Masuk 10 Besar Negara Terdepan dalam Vaksinasi Covid-19
"Artinya tahun 2021-2022 kita harus tetap menyiapkan kemungkinan bahwa pandemi ini masih akan menimbulkan disrupsi dan akan menyebabkan korban jiwa bagi mereka yang terjangkit," ujar dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyebut, bagaimanapun vaksinasi tetap merupakan game changer.
Pemerintah sudah menyiapkan anggaran vaksinasi lebih dari Rp 54 triliun.
Di luar anggaran vaksinasi, otoritas fiskal pun mengalokasikan dana untuk 3T.
Secara total, anggaran kesehatan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional mencapai Rp 172 triliun.
Baca juga: 17.387 Perusahaan Telah Mendaftar Vaksinasi Gotong Royong
Hal ini bertujuan untuk memberikan dukungan sangat kuat bagi tim di bidang kesehatan agar bisa menangani Covid-19, sehingga perlu diberikan insentif kesehatan.
"Dan berbagai macam dukungan bagi alat-alat testing, tracing, dan treatment atau pengobatan yang mengambil resources yang cukup besar. Di luar itu, kita juga masih anggarkan vaksinasi," papar Ani.