JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai kisaran 5 sampai 7 persen setiap tahun.
Ini diakibatkan masih banyaknya potensi dalam negeri yang masih dapat dioptimalkan.
Menurut dia, Indonesia saat ini memiliki fondasi kuat yang mampu mendongkrak perekonomian, yakni besarnya jumlah penduduk dan banyakny potensi sumber daya alam.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Capai 11 Persen Selama Pandemi
Namun, sayangnya kedua hal tersebut belum dapat dimaksimalkan keberadaannya.
"Kita ini negara yang masih berkembang dan kita masih punya kekurangan. Di dua hal tadi, logsitik yang masih mahal dan juga human capital kita yang masih kalah bersaing," kata Erick dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (17/4/2021).
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, sejumlah langkah perlu dilakukan.
Salah satunya adalah hilirisasi sumber daya alam, menjadi produk dengan nilai tambah.
Selain itu, mantan bos Inter Milan itu menekankan, berbagai pihak di Indonesia sudah harus memaksimalkan penggunaan teknologi.
Baca juga: Menko Airlangga: Korupsi Bikin Pertumbuhan Ekonomi hingga Lapangan Kerja Mampet
Sebab, ekonomi digital atau digital economy menjadi suatu kepastian yang dihadapi berbagai negara di dunia ke depan.
"Suka tidak suka, digital economy ke depan, 5 sampai 10 tahun ke depan menjadi pertumbuhan yang harus ktia nikmati," kata Erick.
Apabila hal-hal tersebut dapat dilakukan secara konsisten Erick meyakini, Indonesia dapat menikmati pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 sampai 7 persen setiap tahunnya.
"(Pertumbuhan ekonomi) kita tidak akan setinggi China. Tapi kita akan di angka 5 sampai 7 persen secara konsisten ke depan," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.