Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masih Impor 6 Juta Ton Elpiji, Bisa Setop di 2030?

Kompas.com - 03/05/2021, 15:37 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan bisa menyetop impor LPG pada 2030. Target ini pun sudah masuk dalam Grand Strategy Energi Nasional.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, saat ini kebutuhan energi nasional mencapai 8,8 juta ton per tahun.

Namun, produksi dalam negeri hanya mencapai 2 juta ton per tahun.

Baca juga: Indonesia Targetkan Setop Impor BBM dan LPG pada 2030

"Jadi sekitar 6,8 juta ton (kebutuhan LPG) masih impor," ujar Djoko dalam acara Launching Penggunaan Kompor Listrik Induksi secara virtual, Senin (3/5/2021).

Untuk mencapai target setop impor LPG, pemerintah akan melakukan berbagai upaya, di antaranya mengandalkan kilang-kilang migas yang sudah ada dan yang sedang dalam proses pembangunan.

Ia bilang, potensi dari kilang-kilang tersebut mencapai 5.000 ton yang berasal dari 6 lapangan gas.

Selain itu, upaya menekan impor LPG juga akan dilakukan dengan mendorong pemanfaatan jaringan gas (jargas) bumi dan pemanfaatan dimethyl ether (DME).

DME atau gasifikasi batu bara merupakan proyek yang saat ini sedang digarap pemerintah bersama PT Bukit Asam Tbk (Persero) dan PT Pertamina (Persero) dan perusahaan Air Product dari Amerika Serikat. DME bakal menjadi bahan substitusi impor LPG nasional.

Baca juga: Pertamina Pastikan Pasokan BBM hingga LPG Aman 20 Hari ke Depan

Di sisi lain, pemerintah juga tengah meningkatkan pemanfaatkan kompor listrik oleh masyarakat.

Pada tahap awal Kementerian ESDM bersama Kementerian BUMN mengejar target penggunaan 1 juta kompor listrik di tahun ini.

Segmen yang disasar yakni pegawai di kementerian/lembaga serta perusahaan-perusahaan negara.

Ini sekaligus untuk mengenalkan ke masyarakat terkait penggunaan kompor listrik yang lebih hemat energi dan bersih ketimbang kompor gas.

"Jadi impor LPG ini akan kita kurangi dengan pemanfaatan kompor listik, jargas, produksi dalam negeri, serta DME. Target 2030 mudah-mudahan tidak impor lagi," ungkap Djoko.

Baca juga: Gandeng ADNOC, Pertamina Pastikan Kecukupan Pasokan LPG Nasional

Terkait kompor listrik, DEN saat ini tengah mendorong adanya skema pemberian insentif dari pemerintah agar penggunaannya masif di masyarakat.

Insentif akan dilakukan dengan membagikan kompor listrik beserta perlengkapannya secara gratis ke masyarakat golongan tertentu.

Hal ini sudah diusulkan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar masuk dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2022.

"Mudah-mudahan disetujui, sudah kita tuangkan juga di grand strategy energi nasional, untuk 2022 dimungkinkan bagi golongan masyarakat daya listriknya 450-900 VA," ujar Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com