Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petrokimia Gresik Mulai Pasarkan Green Surfactan ke Industri Migas

Kompas.com - 05/05/2021, 11:37 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Petrokimia Gresik melakukan penjualan perdana Green Surfactant sebanyak 7.000 liter kepada KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap di Sarolangun, Provinsi Jambi, Selasa (4/5/2021).

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa Green Surfactant merupakan produksi Petrokimia Gresik yang bekerja sama dengan Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Produk tersebut merupakan satu-satunya produk surfaktan dalam negeri.

Baca juga: Transisi Blok Rokan, Ini yang Dilakukan SKK Migas

Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak / lemak) sehingga dapat menyatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.

Selain digunakan untuk bidang farmasi dan industri pembersih seperti detergen, surfaktan juga digunakan untuk keperluan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Green Surfactant merupakan terobosan penting yang dapat mendukung industri minyak dan gas (migas) di tanah air agar semakin efisien dan ramah lingkungan," ujar Dwi Satriyo dalam keterangan resminya, Rabu (5/5/2021).

Secara teknis, surfaktan akan diinjeksikan ke dalam bumi. Minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa.

Dengan demikian, surfaktan ini mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

“Dengan menggunakan Green Surfactant akan ada miliaran barel minyak yang awalnya ditinggal karena susah disedot, sekarang bisa dioptimalisasikan,” ujarnya.

Green Surfactant akan menggantikan penggunaan surfaktan berbasis hydrocarbon yang umum digunakan industri migas di Indonesia.

Selama ini surfaktan berbasis hydrocarbon ini harus diimpor dari luar negeri dengan harga yang lebih mahal dan fluktuatif karena dipengaruhi harga minyak dunia.

Sementara itu, dalam hal pemasaran, Petrokimia Gresik mendapat dukungan marketing and technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI).

Setelah pengiriman ke KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap, selanjutnya Petrokimia Gresik akan melakukan pengiriman Green Surfactant dengan volume 3.500 liter ke Sumur Kawengan Cepu, Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Realisasi Lifting Migas Kuartal I-2021 di Bawah Target APBN

“Ini menjadi bukti Green Surfactant produksi Petrokimia Gresik sangat diminati industri migas di tanah air,” tandasnya.

Saat ini kapasitas produksi Green Surfactant Petrokimia Gresik mencapai 600 kiloliter (kL) per tahun. Melihat potensi pasar yang masih sangat terbuka lebar, Dwi Satriyo berharap ke depan produksi Green Surfactant dapat ditingkatkan tidak lagi sekadar mini plant, tetapi dalam skala yang lebih besar lagi.

Terakhir, Dwi Satriyo menyatakan hadirnya produk Green Surfactant ini juga menjadi bentuk dukungan Petrokimia Gresik terhadap target produksi crude oil 1 juta barrel per hari yang dicanangkan oleh pemerintah melalui SKK Migas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com