Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak Warga Nekat Mudik, Pemerintah Diminta Antisipasi

Kompas.com - 06/05/2021, 18:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Rekode Research Center (RRC) melakukan survei terkait minat masyarakat melakukan mudik Lebaran saat pemerinah memberlakukan larangan mudik 6-17 Mei 2021.

Hasilnya tercatat sebanyak 27,1 persen atau kurang lebih 6,2 juta masyarakat yang nekat mudik. Pemerintah pun diminta mengantisipasi potensi mudik ini.

"Ada 27,1 persen warga yang akan mudik meskipun telah ada larangan, namun mayoritas yakni 66,3 persen tidak jadi mudik," ujar Manager Project RRC Lisdiana Putri dalam diskusi virtual, Kamis (6/5/2021).

Baca juga: Sejak H-3 Larangan Mudik, Ada 414.000 Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Ia menjelaskan, alasan masih adanya masyarakat yang nekat mudik berkaitan dengan efektifitas larangan. Sebanyak 76,6 persen responden tidak yakin kebijakan larangan mudik akan efektif diikuti masyarakat.

Selain itu, sebanyak 53,1 persen responden pun tidak yakin larangan mudik akan diikuti dengan penegakan aturan yang tegas di lapangan.

"Jadi masyarakat yang maksa untuk mudik ini enggak yakini kebijakan larangan mudik akan diikuti masyarakat, begitu pula dengan penagakan aturannya," jelas dia.

Selain itu, sebagaian besar masyarakat yang nekat mudik lebih memilih menggunakan transportasi pribadi, baik mobil maupun motor. Lantaran transportasi umum dinilai lebih rumit karena harus melengkapi sejumlah dokumen terkait protokol kesehatan.

Diana pun mendorong pemerintah dapat melakukan langkah-langkah tegas untuk menghalau masyarakat yang memaksa mudik. Sebab dikhawatirkan dapat meningkatkan penyebaran kasus covid-19.

Selain itu, pemerintah dinila tetap perlu mempersiapkan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi potensi tsunami Covid-19 dan gelombang susulan, seperti yang terjadi di India sebagai dampak mudik Lebaran.

"Pemerintah harus antisipasi potensi penyebaran Covid-19 akibat pergerakan warga yang nekat mudik ditengah-tengah masuknya varian baru Covid-19 di Afrika, India, dan Malayasia," jelasnya.

Adapun survei yang dilakukan RRC dilakukan dalam rentang waktu 26 April–5 Mei 2021 yang melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi

Survei dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon dengan memanfaatkan database responden yang dimiliki oleh RRC yang sebelumnya dibentuk dengan metode multistage random sampling di 34 provinsi. 

Survei ini menetapkan toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Baca juga: Survei Sebut 18 Juta Orang Nekat Mudik, Ini Daerah Tujuan Terbanyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com