Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Pencurian Minyak dan Fasilitas Operasi secara Besar-besaran di Blok Rokan, Kok Bisa?

Kompas.com - 08/05/2021, 05:36 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencurian minyak dan fasilitas operasi sering terjadi di Blok Rokan, Riau. Blok migas yang saat ini dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) tersebut alami pencurian yang masif di 2017-2019.

Berdasarkan catatan SKK Migas, sepanjang 2019 saja terdapat 981 kasus pencurian fasilitas operasi. Pada 2020 turun menjadi 300 kasus dan di tahun ini sudah ada 66 kasus pencurian fasilitas operasi.

Sementara aktivitas illegal tapping atau pencurian minyak dengan membuat sambungan ilegal pada jalur pipa aktif, pada 2019 tercatat ada 72 kasus yang diperkirakan membuat kerugian perusahaan Rp 23 miliar.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

Manager Security CPI Akson Brahmanyto mengatakan, wilayah operasi yang luas dan kompleks memang sangat berpengaruh terhadap keamanan Blok Rokan.

Lapangan migas yang sudah dikelola CPI selama 50 tahun sejak 1971 itu, memiliki 80 lapangan berproduksi dengan total sumur mencapai 14.000. Jumlah work over atau rig yang digunakan untuk mengebor minyak pun mencapai 25.

Selain itu terdapat 13.000 kilometer jaringan pipa serta 3.000 kilometer jaringan transmisi dan distribusi listrik di Blok Rokan.

"Ada jaringan transmisi listrik 3.000 kilometer, itu setara Jakarta-Banyuwangi bolak-balik 3 kali. Jadi ini memang sangat luas dan operasi yang masif juga kompleks dengan segala macam isu mengenai keamanannya," ujar Akson dalam diskusi virtual mengenai Blok Rokan, Jumat (7/5/2021).

Ia mengatakan, saking luasnya wilayah operasi, banyak fasilitas operasional yang tidak dipagari dan hanya berupa lapangan terbuka (open field). Fasilitas operasional pun banyak berdampingan dengan penduduk karena kini sudah menjadi perkampungan.

Seperti jaringan pipa yang berada di sepanjang jalan utama warga hingga kebun sawit. Bahkan banyak warga yang membuat warung pinggir jalan yang berada di atas pipa migas.

Baca juga: Terbesar di Indonesia, Blok Cepu Sumbang 30 Persen Produksi Minyak Nasional

"Ini tidak mungkin juga kita atasi secara konvensional, tidak mungkin pagari seluruh aset yang ada, enggak cost effective," kata

Akson menjelaskan, pencurian minyak mentah biasa dilakukan oleh oknum dengan membolongi pipa dan menutupnya menggunakan sambungan berupa keran air. Hal ini berisiko tinggi membuat kebocoran dan pencemaran lingkungan.

Selain itu, pencurian peralatan pendukung operasi sering terjadi pada kabel hingga valve. Ia mengatakan, ketika alat produksi yang dicuri berupa kabel itu membuat sumur berhenti produksi dan butuh waktu untuk bisa kembali beroperasi.

Pencurian yang terjadi telah membuat banyak kerugian pada perusahaan karena perlu perbaikan. Di sisi lain, turut merugikan negara karena kerusakan aset dan hilangnya potensi pendapatan akibat jumlah minyak yang berkurang.

"Banyak warung yang berdiri di atas pipa-pipa kita dan ini berbahaya bagi warga. Selain itu mempercepat korosi dan menghambat perawatan pipa. Mereka ngeyel juga untuk dipindah," ungkap Akson.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, CPI menerapkan sejumlah strategi yang bertujuan terus mendorong keamanan wilayah operasi. Salah satunya dengan memperkuat penerapan teknologi.

Terobosan digital dilakukan CPI dengan memanfaatkan teknologi drone dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk pengawasan pipa minyak. Drone ini mampu terbang hingga 20 kilometer dengan ketinggian 200 meter.

Baca juga: Sulap Minyak Jelantah Jadi Biodiesel, Pria Ini Raup Omzet hingga Ratusan Juta

Drone tersebut dilengkapi teknologi kecerdasan buatan yang dapat melakukan identifikasi dan segmentasi obyek di sekitar jalur pipa. Maka, setiap kegiatan mencurigakan dapat segera terdeteksi.

"Selain itu kami juga memperkuat penegakan hukum melalui kerja sama dengan Polda Riau dan ini sudah berjalan dengan baik," ucap Akson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com