Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Mudik Dinilai Akan Menguntungkan UMKM Perkotaan, Mengapa?

Kompas.com - 10/05/2021, 12:58 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aturan terkait dengan pembatasan mudik Lebaran tahun ini, dinilai akan meningkatkan pembelian produk UMKM perkotaan.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan, potensi peningkatan pembelian produk UMKM di perkotaan terjadi lantaran konsentrasi uang akan berputar di kota.

Uang tersebutlah yang nantinya akan dibelanjakan produk-produk UMKM.

Baca juga: Adakan Festival Solo Raya, Shopee Ajak Masyarakat untuk Nikmati Produk UMKM Lokal

“Dengan tidak adanya mudik, maka uang akan beredar di perkotaan, mereka akan belanja di UMKM perkotaan yang dampaknya sangat bagus bagi UMKM di perkotaan,” ungkap Ikhsan kepada Kompas.com, Minggu (9/5/2021).

Ikhsan menilai, untuk UMKM kabupaten dan provinsi dinilai tidak akan memiliki dampak yang signifikan, mengingat tahun lalu juga terjadi larangan mudik.

Di tahun lalu, pandemi benar-benar memukul UMKM sebagai akibat dari gelombang PHK yang terjadi.

Kondisi tersebut mendorong masyarakat mengurangi daya belinya.

Sementara di tahun ini UMKM mulai berbenah dengan memanfaatkan stimulus pemerintah.

Baca juga: Cerita Inspiratif UMKM Asal Jepara Sukses Ekspor Produk Lokal lewat Program Ekspor Shopee

“Penyekatan mudik, tidak akan berdampak ke UMKM daerah, kabupaten, dan provinsi. Mudik adalah perpindahan orang dari kota ke desa, ke kabupaten atau provinsi. Perpindahan tersebut membuat semakin banyak orang berkumpun dan spend di desa, kabupaten atau provinsi (jika mudik diizinkan),” ungkap Ikhsan.

Di sisi lain, guna menggeliatkan UMKM kabupaten, daerah, dan provinsi pemerintah berencana memberikan gratis ongkir produk-produk UMKM yang dibeli dari e-commerce menjelang hari Lebaran.

Hal itu dilakukan sebagai kompensasi larangan mudik di tahun ke-2 pandemi Covid-19.

Menurut Ikhsan, pemberian gratis ongkir memiliki dampak yang kecil bagi UMKM, karena pada dasarnya orang akan membeli.produk UMKM berdasarkan kebutuhan.

Namun, ini perlu di apresiasi, mengingat cukup sering dijumpai ongkos kirim yang lebih mahal daripada harga barang.

Baca juga: Kemenkop UKM Sebut Penyaluran BPUM ke UMKM Sudah 88 Persen

“Kan orang membeli produk UMKM berdasarkan kebutuhan dia meskipun dengan gratis ongkir membuat harga barang menjadi murah. Kalau menurut hemat saya pemberian gratis ongkir itu tidak terlalu besar dampaknya,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com