Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sinar Mas Dukung Kementerian LHK Jalankan Program TMC untuk Cegah Karhutla

Kompas.com - 11/06/2021, 11:43 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Amalia Purnama Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas Soewarso menyatakan dukungannya terhadap upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dalam menjalankan program Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

“Sebagai perusahaan yang berbisnis di sektor kehutanan, kami tentunya memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” kata Soewarso dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Jumat (11/6/2021).

Soewarso berharap, TMC dapat membasahi lahan gambut yang selama ini selalu terbakar saat musim kemarau tiba.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru mengucapkan terima kasih atas peran serta kalangan swasta.

Baca juga: Kebakaran Hutan California 2020 Terjadi untuk Menutupi Kasus Pembunuhan

“Saat ini menjadi momen yang tepat untuk TMC karena bibit awan masih ada di udara Sumsel terutama di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Banyuasin. Kita semua berdoa semoga Sumsel tahun ini zero karhutla,” kata Herman.

Sebagai informasi, saat ini Sumsel dan Jambi tengah bersiap menghadapi puncak musim kemarau. Sebab, ketika musim kemarau, karhutla seringkali terjadi di dua provinsi ini.

Bahkan, per Kamis (10/6/2021) lalu, telah ditemukan sejumlah 16 titik api atau hotspot di Pulau Sumatera.

Untuk itu, Provinsi Sumsel dan Jambi mulai melaksanakan TMC dengan menyemai sepuluh ton garam di udara.

Adapun Tim Satuan Tugas (Satgas) Sumsel akan menyemai garam tersebut di awan yang masih berpotensi hujan, yang diperkirakan berada pada ketinggian 10.000 kaki.

Baca juga: Tanggap Darurat Bencana Seroja, Sinar Mas Salurkan Bantuan Obat-obatan

Sejumlah wilayah yang diutamakan dalam upaya TMC tersebut termasuk daerah yang memiliki potensi awan menjadi hujan, daerah yang memiliki titik api, serta daerah bergambut.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK Laksmi Dhewanti mengatakan, hingga kini, TMC masih menjadi salah satu solusi yang cukup jitu untuk mengatasi karhutla.

Diperkirakan, kemarau tahun ini akan relatif lebih kering dibandingkan tahun lalu yang mengalami kemarau basah.

Berdasarkan data dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TMC pada 2020 telah menghasilkan dua miliar kubik air, atau terjadi peningkatan curah hujan mencapai 60 persen dibandingkan curah hujan alami.

Baca juga: Antisipasi Karhutla di Sumsel, 800 Ton Garam Disemai untuk Bentuk Hujan Buatan

Atas dasar itu, Kementerian LHK menggandeng berbagai pihak termasuk BPPT, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Sinar Mas Group, untuk melaksanakan TMC.

Untuk diketahui, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT memperkirakan, hingga dua pekan ke depan, potensi hujan akan terus terjadi di Sumsel. Ini membuat pelaksanaan TMC bisa dimaksimalkan hingga akhir Juni 2021.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Whats New
Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Whats New
Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Whats New
Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Whats New
Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Whats New
Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Whats New
TikTok Shop Bakal Gandeng Tokopedia, Mendag Zulhas: Boleh Dong...

TikTok Shop Bakal Gandeng Tokopedia, Mendag Zulhas: Boleh Dong...

Whats New
Optimalkan Kinerja, Chubb Life Indonesia Perkuat Layanan Digital

Optimalkan Kinerja, Chubb Life Indonesia Perkuat Layanan Digital

Whats New
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, dan Faktor Penentunya

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, dan Faktor Penentunya

Whats New
Pengguna LRT Palembang Hampir Mencapai 4 Juta Tahun Ini

Pengguna LRT Palembang Hampir Mencapai 4 Juta Tahun Ini

Whats New
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Optimalkan Kinerja Penyerapan APBN 2024 

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Optimalkan Kinerja Penyerapan APBN 2024 

Whats New
Faktor yang Menentukan dalam Proses Pembangunan Ekonomi

Faktor yang Menentukan dalam Proses Pembangunan Ekonomi

Whats New
Ramalan Ekonom, 10 hingga 20 Tahun Lagi Semua Bank Bakal Jadi Digital

Ramalan Ekonom, 10 hingga 20 Tahun Lagi Semua Bank Bakal Jadi Digital

Whats New
Buka Pertemuan Tingkat Menteri Ke-59 ICC, Mendag Zulhas Dorong Industri Kelapa Berkelanjutan

Buka Pertemuan Tingkat Menteri Ke-59 ICC, Mendag Zulhas Dorong Industri Kelapa Berkelanjutan

Whats New
ADB Bakal Biayai Percepatan Pensiun Dini PLTU di Indonesia

ADB Bakal Biayai Percepatan Pensiun Dini PLTU di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com