Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara Dampak Pandemi, Warren Buffett: Usaha Kecil Terpukul Parah, Perusahaan Besar Baik-baik Saja

Kompas.com - 30/06/2021, 17:50 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNBC


NEW YORK, KOMPAS.com - Investor kawakan Warren Buffett mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan dampak atau konsekuensi yang tak adil bagi pelaku usaha kecil.

Selain itu, dilansir dari CNBC, Rabu (30/6/2021), ia juga mengungkapkan Covid-19 masih tak bisa diprediksi hingga waktu yang tak bisa ditentukan.

"Dampak ekonomi sejauh ini sangat tak adil, di mana ratusan bahkan hingga ribuan atau jutaan pelaku usaha kecil terdampak parah, sementara sebagian besar perusahaan raksasa sejauh ini baik-baik saja," ujar CEO Berkshire Hathaway tersebut dalam sebuah wawancara dengan CNBC.

Untuk diketahui, pada Maret 2020 lalu, pandemi menyebabkan perekonomian AS senilai 20 triliun dollar harus ditutup total.

Baca juga: Warren Buffett Tak Wariskan Harta Kekayaan ke Anaknya, Mengapa?

Ribuan usaha kecil terpaksa harus menutup operasional mereka sementara pengecer besar dan raksasa e-commerce bisa tetap beroperasi.

Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Paman Sam pun harus terkontraksi hingga 31,4 persen pada kuartal I tahun lalu. Nilai yang cukup dalam bila dibandingkan dengan era Depresi Besar.

"Ini masih belum pulih," ujar Warren Buffett.

"Maksud saya, dalam hal ketidakpastiannya, sejauh ini sudah sangat tidak pasti. Namun, sejauh ini sudah lebih baik ketimbang yang diproyeksi orang-orang dan sebagian besar pelaku usaha. Di sisi lain, ini (pandemi Covid-19) juga menghancurkan harapan dan mimpi orang-orang," jelas investor berusia 90 tahun tersebut.

Buffett pun mengatakan, pelajaran terbesar yang bisa ia ambil dari kejadian tak terduga yakni dunia sungguh tidak siap dalam menghadapi situasi seperti pandemi.

Baca juga: Miliarder Warren Buffett Bakal Dihibahkan Hartanya untuk Filantropi

Buffett mengatakan pelajaran terbesar yang dia pelajari dari pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya adalah betapa tidak siapnya dunia untuk situasi darurat yang menurutnya pasti akan kembali terjadi.

“Saya belajar bahwa orang tidak tahu sebanyak yang mereka pikir mereka tahu. Tetapi hal terbesar yang Anda pelajari adalah bahwa pandemi itu pasti akan terjadi, dan ini bukan yang terburuk yang bisa dibayangkan sama sekali,” kata Buffett.

“Masyarakat memiliki manajemen waktu yang buruk untuk menyiapkan hal-hal jangka panjang namun sangat mungkin terjadi cepat atau lambat," ujar dia.

Untuk diketahui, pandemi Covid-19 telah menyebabkan 600.000 orang kehilangan nyawa di Amerika Serikat. Di sisi lain, banyak negara di dunia sedang menghadapi variasi virus baru di tengah proses distribusi vaksin.

Saat ini, varian delta dari virus corona telah tersebar di 92 negara, termasuk di AS.

"Akan ada pandemi lain, kita tahu itu. Kami tahu ada ancaman nuklir, kimia, biologi, dan sekarang dunia maya. Masing-masing dari itu memiliki kemungkinan yang mengerikan,” kata Buffett.

"Dan kami menyiapkan beberapa hal tentang hal itu, tapi itu bukan sesuatu yang tampaknya sangat mampu untuk sepenuhnya dipahami oleh masyarakat," kata dia.

Baca juga: Bill Gates dan Warren Buffett Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com