Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Buka Peluang BUMN Rambah Ekosistem Uang Digital

Kompas.com - 30/06/2021, 18:25 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, cryptocurrency atau mata uang digital akan menjadi alat transaksi yang penting seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital.

Oleh sebab itu, Kementerian BUMN saat ini tengah memetakan penerapan bisnis uang digital agar perusahaan-perusahaan pelat merah pun bisa masuk ke ekosistem tersebut.

"Saya baru meeting (rapat) dengan tim Telkom, Peruri bicara mengenai yang namanya digital currency, karena hari ini pun digital currency menjadi hot issue, yang juga belum ada regulasinya," ujar Erick dalam acara konferensi pers virtual LinkAja, Rabu (30/6/2021).

Baca juga: Sudah Sampai Mana Proses Pembuatan Mata Uang Digital? Ini Kata BI

Ia mengatakan, saat ini Kementerian Perdagangan dan Bank Indonesia (BI) pun tengah membahas regulasi mengenai uang digital. Bahkan, BI berencana untuk menerbitkan mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Melihat perkembangan tersebut, Erick pun menilai ada peluang untuk BUMN turut masuk ke ekosistem uang digital. Sehingga pemetaan pun dilakukan agar peluang yang ada di ekonomi digital bisa dimanfaatkan dengan optimal.

"Saya dengar BI dan Kemendag sudah bicara ini, kami sebagai kementerian BUMN juga sudah mulai me-mapping (memetakan) hal-hal seperti ini (uang digital)," kata Erick.

Menurutnya, uang digital akan menjadi keniscayaan sejalan dengan hadirnya teknologi canggih seperti 5G, blockchain, IoT, AI dan cloud computing. Sehingga, mau tak mau BUMN harus terlibat membangun ekosistem mata uang digital ini.

"Karena memang suka tidak suka dengan pertumbuhan 5G, ioT, block chain, AI, cloud computing, nanti yang namanya namanya cryptocurrency ini menjadi salah satu kunci yang tidak kalah penting," kata Erick.

Baca juga: Bakal Terbitkan Mata Uang Digital, Ini 3 Pertimbangan BI

Sebelumnya, BI memang berencana menerbitkan mata uang digital, yang akan disiapkan secara end-to-end mulai dari perancangannya hingga peredarannya, sebagaimana yang dilakukan BI pada uang kertas maupun kartu debit atau kartu kredit.

"Dalam konteks ini, BI merencanakan ke depan akan menerbitkan CBDC rupiah sebagai alat pembayaran yang sah,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI secara daring, Selasa (25/5/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com