Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2021, 08:45 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bicara bisnis tambang batubara di Indonesia, perusahaan-perusahaan milik Grup Bakrie adalah pemain besarnya.

Selain batubara, kelompok ini bisnis ini memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai sektor antara lain kontraktor migas, telekomunikasi, asuransi, industri logam, perkebunan sawit, hingga stasiun televisi.

Di sektor tambang batubara, Grup Bakrie menjadi salah satu produsen terbesar di Indonesia. Tambang batu bara di Kalimantan dikelola oleh PT PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Induk usaha ini membawahi dua raksasa tambang batu bara Kalimantan, yakni PT Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Baca juga: Profil Ardi Bakrie, Generasi Ketiga Penerus Bisnis Grup Bakrie

Bahkan baru-baru ini, Kementerian ESDM merilis data, bahwa KPC milik Grup Bakrie jadi perusahaan dengan produksi batubara terbesar di Indonesia sepanjang kuartal I 2021.

Peringkat pertama ini mengalahkan jumlah produksi Adaro yang selama beberapa tahun mendominasi urutan teratas produksi batubara terbesar di Tanah Air.

Meski merilis data perusahaan-perusahaan dengan produksi batubara terbesar, Kementerian ESDM tidak merinci jumlah produksi batubara setiap perusahaan.

Grup Bakrie juga mengelola konsesi tambang batubara lainnya lewat PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) yang kepemilikan sahamnya masih terafiliasi dengan BUMI.

Baca juga: Jungle Land, Grup Bakrie, dan Gaji Karyawan yang Belum Dibayar

BMRS juga mengolah beragam mineral, termasuk tembaga, emas, seng, serta memimpin dan memegang jaminan kepemilikan untuk eksplorasi dan pengembangannya.

Untuk mendukung bisnis batubara miliknya, Grup Bakrie juga memiliki kontraktor tambang di bawah PT Darma Henwa Tbk (DEWA).

Beberapa bisnis yang digelutinya antara lain pembersihan permukaan tanah, pemindahan tanah pucuk, pemindahan lapisan penutup, pengangkutan batu bara, dan pengapalan batu bara.

Produksi batubara KPC dan Arutmin

Dikutip dari Kontan, PT Kaltim Prima Coal (KPC) masih menjadi produsen batubara terbesar di Indonesia. Begitupun Arutmin di posisi teratas.

Baca juga: Gurita Bisnis Tommy Soeharto, Sang Pangeran Cendana

KPC memiliki potensi sumber daya dan cadangan batubara yang masih tinggi. Merujuk data dari Joint Ore Reserves Commite (JORC) Maret 2018, KPC masih memiliki cadangan sebanyak 1,07 miliar ton dan sumber daya sebesar 6,9 miliar ton.

Sebagai informasi, tambang Arutmin berlokasi di Satui, Senakin, Batulicin, dan Asam-asam, Kalimantan Selatan dengan luas mencapai 57.107 hektare. Sedangkan tambang KPC berlokasi di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan luas wilayah mencapai 90.938 hektare.

Anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) itu menargetkan bisa memproduksi batubara sebanyak 60 juta ton pada tahun lalu.

Acting Chief Excecutive Officer (CEO) KPC Ido Hotna Hutabarat menyampaikan, kapasitas produksi KPC mencapai 65 juta ton. Pada tahun sebelumnya, produksi batubara KPC tercatat sebesar 61,5 juta ton.

Baca juga: Gurita Bisnis Saratoga, Perusahaan Milik Menparekraf Sandiaga Uno

"Kualitas batubara (KPC) bervariasi, berkisar dari 4.200 gram hingga 6.300 gram," kata Ido.

KPC menopang hingga 70 persen produksi batubara BUMI. Adapun pada tahun ini, perusahaan tambang batubara tersebut menargetkan produksi direntang 85 juta ton - 89 juta ton.

Meski menjadi produsen batubara terbesar, bukan berarti KPC lepas dari tantangan. Ido membeberkan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi KPC. Utamanya adalah volatilitas dan ketidak pastian, termasuk dalam hal pergerakan harga batubara.

Memitigasi hal tersebut, KPC pun sudah menyiapkan rencana strategis untuk dapat melakukan efisiensi biaya produksi. Antara lain melalui digitalisasi dalam operasi pertambangan.

Baca juga: Gurita Bisnis Bambang Trihatmodjo, Putra Soeharto yang Gemar Berbisnis

Dengan begitu, produksi dapat termonitor secara real time dan lebih efisien. Alhasil, biaya produksi pun bisa ditekan.

"Tahun 2020, ini program unggulan di KPC. Dengan program digitalisasi ini menghasilkan saving yang cukup bagus, dan mampu menurunkan cost produksi," terang Ido tanpa memberikan gambaran besaran efisiensi yang dimaksud.

Seperti diketahui, Group Bakrie melalui PT Bakrie Capital Indonesia telah menjalin kerja sama dengan PT Ithaca Resources dan Air Product untuk membangun fasilitas produksi batubara menjadi metanol di Kalimantan Timur. Konsorsium tersebut menargetkan proyek batubara menjadi metanol itu bisa beroperasi pada 2024.

Dalam proyek yang diestimasikan menelan biaya investasi hingga 2 miliar dollar AS tersebut, BUMI berpotensi memasok kebutuhan batubara hingga 6 juta ton per tahun.

Baca juga: Kiprah Bisnis Ardi Bakrie yang Ditangkap Polisi atas Dugaan Narkoba

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Whats New
IHSG Akhir Pekan Berakhir 'Hijau', Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

IHSG Akhir Pekan Berakhir "Hijau", Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

Whats New
Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Whats New
Pembagian 'Rice Cooker' Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Pembagian "Rice Cooker" Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Whats New
Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Whats New
Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Whats New
Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Whats New
Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Whats New
Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Whats New
Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Whats New
Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Whats New
TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

Whats New
Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Whats New
5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

Spend Smart
PLN Bakal Terapkan Teknologi Penyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

PLN Bakal Terapkan Teknologi Penyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com