Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Ungkap Fakta di Balik Uang Koin Emas Rp 150.000 Tahun 1999

Kompas.com - 14/07/2021, 15:57 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Tidak banyak yang tahu bahwa Bank Indonesia (BI) pernah menerbitkan uang logam khusus pecahan Rp 150.000 yang terbuat dari emas.

Rupanya, ada cerita di balik terbitnya uang koin Rp 150.000 tersebut. Uang koin emas Rp 150.000 diterbitkan bersamaan dengan uang logam khusus pecahan Rp 10.000 yang terbuat dari perak.

Kedua pecahan uang koin tersebut bertanda tahun 1999 dan diedarkan mulai 31 Januari 2000. Masing-masing pecahan memiliki penampakan berbeda.

Baca juga: Ini Uang Koin Termahal, Kepingan Rp 850.000 Gambar Pak Harto

“Uang dengan pecahan Rp 150.000 bergambar muka seorang anak laki-laki bermain kuda lumping,” tulis BI dalam laman resminya pada Rabu (14/7/2021).

Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang.

“Sedangkan bagian belakangnya terdapat lambang Garuda Pancasila dan UNICEF. Uang ini terbuat dari emas, dengan berat 6,22 gram,” ungkap BI.

Baca juga: Bukan Uang Koin Gambar Sawit, Ini Uang Logam Termahal Bank Indonesia

Sementara itu, uang logam khusus pecahan Rp 10.000 pada bagian mukanya bergambar anggota Pramuka sedang melakukan kegiatan penanaman sejuta pohon.

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia.

Berbeda dengan uang koin Rp 150.000 yang terbuat dari emas, bahan dasar dari logam khusus pecahan Rp 10.000 ini adalah perak dengan kadar 0,925 dengan berat 28,28 gram.

Baca juga: Ini Uang Khusus Kemerdekaan yang Dirilis BI, Ada Koin Bergambar Pak Harto Pecahan Rp 850.000

“Sedangkan bagian belakang dari uang ini adalah Gambar Utama Lambang Negara Garuda Pancasila, teks Bank Indonesia dan logo UNICEF," jelas BI.

Penampakan uang logam Rp 150.000 dan Rp 10.000 edisi khusus ini memang sengaja mencantumkan logo UNICEF atau United Nations Children's Fund.

Pasalnya, penerbitan kedua pecahan uang tersebut memang dimaksudkan dalam rangka perayaan ke-50 ulang tahun UNICEF. Karena itu, BI menerbitkan uang logam khusus.

Baca juga: Ini Daftar Uang Rupiah Belum Dipotong yang Beredar

Penerbitan uang logam khusus atau commemorative coin tersebut bertujuan untuk menghimpun dana kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia.

Penghimpunan dana dilakukan melalui keikutsertaan dalam program “The UNICEF Children of the World Coin Collection “.

“Pencetakan uang ini juga menjadi contoh perhatian dan keikutsertaan Bank Indonesia dalam perbaikan kualitas hidup anak-anak Indonesia dan juga dunia,” beber BI.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Libur Natal 2023, Jumlah Penumpang Kapal Akan Melonjak, Simak Prediksinya

Libur Natal 2023, Jumlah Penumpang Kapal Akan Melonjak, Simak Prediksinya

Whats New
Melihat Komposisi Utang Pemerintah yang Mendekati Rp 8.000 Triliun

Melihat Komposisi Utang Pemerintah yang Mendekati Rp 8.000 Triliun

Whats New
Menyikapi Situasi Perekonomian Global

Menyikapi Situasi Perekonomian Global

Whats New
Gaji Pekerja di IKN Bebas Pajak Penghasilan, Minat Pindah?

Gaji Pekerja di IKN Bebas Pajak Penghasilan, Minat Pindah?

Whats New
Waspada, Modus Penipuan Keuangan Meningkat Jelang Libur Akhir Tahun

Waspada, Modus Penipuan Keuangan Meningkat Jelang Libur Akhir Tahun

Whats New
5 Daerah di Jawa Barat dengan UMR 2024 Tertinggi

5 Daerah di Jawa Barat dengan UMR 2024 Tertinggi

Whats New
Zurich Targetkan Pendapatan dari Premi Asuransi Tumbuh 'Double Digit' pada 2024

Zurich Targetkan Pendapatan dari Premi Asuransi Tumbuh "Double Digit" pada 2024

Whats New
LPEI dan Pemprov Sumbar Berkolaborasi Tingkatkan Ekspor Produk-produk Daerah

LPEI dan Pemprov Sumbar Berkolaborasi Tingkatkan Ekspor Produk-produk Daerah

Whats New
Erick Thohir Sebut Rencana Merger Angkasa Pura I dan II Butuh 3 Bulan

Erick Thohir Sebut Rencana Merger Angkasa Pura I dan II Butuh 3 Bulan

Whats New
Daftar UMR di 27 Kabupaten/Kota Jawa Barat Berlaku per 1 Januari 2024

Daftar UMR di 27 Kabupaten/Kota Jawa Barat Berlaku per 1 Januari 2024

Whats New
OJK: Kredit Perbankan Tumbuh, Tembus Rp 6.902 Triliun per Oktober 2023

OJK: Kredit Perbankan Tumbuh, Tembus Rp 6.902 Triliun per Oktober 2023

Whats New
Terbesar di Asia Tenggara, Nilai Ekonomi Digital Indonesia Tembus Rp 1.266 Triliun

Terbesar di Asia Tenggara, Nilai Ekonomi Digital Indonesia Tembus Rp 1.266 Triliun

Whats New
Di Balik Rencana Merger TikTok dan GoTo, Kepemilikan Data dan 'Traffic' Jadi Perhatian

Di Balik Rencana Merger TikTok dan GoTo, Kepemilikan Data dan "Traffic" Jadi Perhatian

Whats New
Riset Sleekflow, 72 Persen Konsumen Lebih Suka Belanja 'Online' karena Lebih Murah

Riset Sleekflow, 72 Persen Konsumen Lebih Suka Belanja "Online" karena Lebih Murah

Whats New
Sensus Pertanian 2023:  Petani Menua, Upah Kecil, dan Produktivitas Turun

Sensus Pertanian 2023: Petani Menua, Upah Kecil, dan Produktivitas Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com