JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia (Persero) Tbk atau BCA mencatatkan pertumbuhan positif pada semester I-2021.
Hal ini terefleksikan dengan tumbuhnya laba bersih BCA sebesar 18,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 14,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, tingginya pertumbuhan laba itu selaras dengan rendahnya laba bersih pada kuartal II-2020.
Baca juga: Mau Penghasilan Tambahan dari BCA Life? Simak Cara Mudah Berikut Ini
Sebagaimana diketahui, pada Maret tahun lalu, Covid-19 mulai muncul ke Indonesia, sehingga membuat perbankan perlu menggelontorkan biaya kredit yang lebih tinggi.
"Sehingga kuartal II (2020) drop profitability kita," katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/7/2021).
Jahja menjabarkan, capaian laba bersih pada paruh pertama tahun ini sejalan dengan tumbuhnya pendapatan bunga bersih sebesar 3,8 persen yoy menjadi Rp 28,3 triliun.
Sementara itu, pendapatan non bunga terkontraksi tipis 1,2 persen menjadi Rp 10,2 triliun.
Penurunan ini merupakan dampak dari one-off gain dari penjualan portofolio reksa dana yang dibukukan tahun lalu.
Baca juga: Sejak Diluncurkan pada 2017, API BCA Tembus 1 Miliar Hit
Pendapatan fee dan komisi naik 7,5 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan level pra-pandemi, terutama ditopang oleh pulihnya pendapatan fee dari perbankan transaksi seiring dengan peningkatan jumlah nasabah dan volume transaksi.
"Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 38,5 triliun atau naik 2,4 persen dari tahun lalu," kata Jahja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.