Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Alkes Capai Rp 150 Triliun, Bahlil Ajak Investor Asing Masuk Sektor Kesehatan

Kompas.com - 27/07/2021, 21:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya tengah berupaya menarik investasi asing untuk masuk ke sektor kesehatan di Indonesia.

Hal itu mengingat tingginya ketergantungan Indonesia akan impor alat kesehatan (alkes) yakni sebesar 90 persen dengan nilainya bahkan mencapai Rp 150 triliun.

"Kemarin saya ke Amerika Serikat untuk menarik investor masuk di kesehatan dan InsyaAllah beberapa perusahaan akan masuk untuk membangun industri dalam negeri," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/7/2021).

Baca juga: Mendag Janji Impor Alkes dan Tabung Oksigen Tak Terkendala Birokrasi di Pelabuhan

Meski demikian, ia enggan mengungkapkan perusahaan apa saja yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia, begitu pula terkait hasil dari penjajakan ke para calon investor tersebut.

Menurut Bahlil, pengembangan industri kesehatan di dalam negeri sangat diperlukan, lantaran kebutuhan akan alat kesehatan saat ini sedang melonjak seiring dengan adanya pandemi Covid-19.

Namun untuk pengembangannya tak bisa hanya mengandalkan kemampuan lokal, sehingga diperlukan modal dari investasi asing.

Bahlil menilai, investasi di sektor kesehatan Indonesia seharusnya menarik bagi para investor asing, sebab dari segi jumlah penduduk dan penggunaan alat kesehatan cukup besar. Hal itu tercermin dari tingginya nilai impor alat kesehatan Indonesia.

Baca juga: Berawal dari Pesan Singkat Luhut, UAE Kirim Bantuan 20 Ton Alkes ke RI

"Kita tahu devisa setiap tahun kurang lebih Rp 150 triliun keluar untuk beli alkes itu. Jadi pasar kita sangat bagus, oleh karena itu kita minta untuk bisa masuk ke Indonesia," ungkap Bahlil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com