Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Menjaga Transportasi Untuk Menekan Pandemi

Kompas.com - 24/08/2021, 18:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Syarat tertentu juga harus diberikan pada sarana dan prasarana transportasinya. Misalnya terminal, stasiun, halte dan lainnya harus secara rutin dilakukan sterilisasi. Juga di tempat-tempat tersebut harus tetap dilakukan physical distancing.

Pengaturan juga bisa dilakukan dengan memberlakukan antrian penumpang, penjadwalan perjalanan yang agak lebih longgar sehingga penumpang tidak bertumpuk di satu tempat pada waktu tertentu.

Jika lokasi stasiun, terminal, halte tersebut sudah dirasa penuh dengan penumpang, harus segera dicarikan tempat lain agar physical distancing tetap bisa dilakukan.

Sedangkan untuk sarana transportasinya seperti bus, mobil, kereta, kapal atau pesawat, juga harus secara rutin disterilisasi dan dijaga kesehatannya.

Kalau memungkinkan, bisa dipasang filter udara yang dapat menyaring virus seperti yang ada di pesawat yaitu HEPA (high efficiency particulate air) dan sejenisnya.

Penggunaan teknologi

Syarat-syarat di atas terlihat mudah untuk dilaksanakan. Namun pelaksanaan di lapangan memang tidak selalu mudah dilakukan. Hal tersebut terkait dengan banyak hal, terutama terkait kebiasaan masyarakat yang harus berubah karena adanya pandemi ini. Misalnya larangan untuk tidak bergerombol, selalu memakai masker dan lainnya.

Transportasi umum bagi masyarakat Indonesia masih dipandang sebagai salah satu sarana untuk bersenang-senang, berwisata dan semacamnya.

Baca juga: Gandeng Sejumlah Pihak, Kalbe dan Kompas Gramedia Gelar Sentra Vaksinasi Covid-19

 

Untuk itu biasanya antar penumpang akan tercipta keakraban sesaat, saling bercerita, berkumpul, makan-minum bersama-sama dan sebagainya. Padahal di saat pandemi Covid-19 ini, hal tersebut seharusnya dihindari. Tentu saja bukan perkara mudah untuk mengubah kebiasaan tersebut.

Agar pelaksanaan protokol kesehatan di transportasi umum bisa berjalan dengan efektif dan efisien, bisa dilakukan dengan menggunakan pertolongan teknologi.

Teknologi ini selain bisa mempercepat proses, juga bisa meminimalkan keterlibatan manusia atau petugas sehingga tidak membuat kerumunan semakin besar dan tentu saja mengurangi biaya.

Contohnya teknologi untuk pengecekan surat kesehatan baik antigen, PCR maupun sertifikat vaksin. Saat ini teknologi tersebut sudah digunakan di bandara-bandara besar dan mungkin juga stasiun kereta serta pelabuhan besar. Jika teknologi ini bisa diterapkan di semua bandara, pelabuhan, stasiun, halte baik yang besar maupun yang kecil, tentu akan lebih baik.

Terkait tes PCR dan antigen yang menjadi syarat naik transportasi umum, alangkah lebih baiknya jika bisa dilakukan di bandara, stasiun, terminal, pelabuhan dan lainnya beberapa saat sebelum jadwal keberangkatan penumpang.

Dengan kerjasama antara operator transportasi (bus, kereta, pesawat, kapal), pengelola terminal, bandara, pelabuhan, stasiun dan lainnya serta bekerjasama dengan pihak penyedia jasa tes PCR dan antigen, tentu waktunya bisa lebih efektif dan biayanya bisa lebih ditekan.

Dengan demikian akan mempermudah penumpang dan operasional transportasi umum tersebut.

Contoh lagi teknologi yang bisa dipakai adalah CCTV yang dipasang di tempat-tempat tertentu di mana orang-orang biasa berkumpul. Dengan demikian petugas tidak harus berada di tempat tersebut namun bisa berada di tempat lain yang terpisah tapi tidak terlalu jauh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com