Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blibli Siap Susul Bukalapak IPO, Bagaimana Prospek Saham Teknologi?

Kompas.com - 27/08/2021, 12:02 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform e-commerce Blibli yang berada di bawah pengendali PT Global Digital Niaga dikabarkan akan malakukan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) tahun depan.

Sebelumnya, di sektor tekno lebih dulu listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bukalapak dengan kode emiten BUKA awal bulan ini. Sementara itu, raksasa ride healing GoTo juga dikabarkan berencana mencatatkan sahamnya tahun depan.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo mengatakan, saat ini sektor tekno bobotnya secara keseluruhan masih kecil, di kisaran 5 persen. Namun, sektor tekno sejak tahun 2020 lagi hype, karena peralihan dari konvensional ke digital.

Baca juga: Bos Djarum Group Dukung Rencana IPO Blibli Tahun Depan

“Blibli, BUKA, dan GoTo sama-sama perusahaan tekno yang cukup kuat. Kami melihat sampai saat ini kalau bicara sektor startup dan e-commerce selalu fenomenal dan penuh kontroversi,” ujar Nico kepada Kompas.com, (Jumat (27/8/2021).

Nico mengatakan, minat masyarakat terhadap saham-saham sektor tekno masih besar, apalagi dengan bobot sektor tekno saat ini yang hanya 5 persen, tentunya akan membuka peluang perusahaan tekno untuk terus tumbuh.

“Bicara animo tentu saja besar, karena market cap di sektor tekno itu baru 5 persen, masih kecil sekali. Berarti, masih ada potensi tumbuh yang luar biasa besar. Apalagi ini eranya sudah masuk ke era tekno, dan kita tetap harus bisa mengukur valuasinya di masa depan,” tegas dia.

Nico menilai, hal pertama yang perlu menjadi perhatian Blibli adalah ekosistemnya di masa mendatang. Menurut dia, sebagai sesame competitor, antara Blibli, GoTo dan BUKA, seharusnya ada keunggulan yang dimiliki sebagai daya tarik di pasar. Hal kedua adalah fundamental perusahan, dan ketiga valuasi bisnis di masa mendatang.

“Kalau kita yakin dengan valusi di masa mendatang, kita juga harus melihat ekosistem bisnisnya, apa kelebihannya. Kami berharap public expose-nya tahun depan, Blibli bisa menawarkan kelebihan yang membedakan Blibli dengan BUKA dan GoTo. Nilai tambah pembeda inilah yang akan memberi ekosistem baru di tuhuh Blibli, dan bukan hanya marketplace biasa,” jelas dia.

Menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto, secara keseluruhan tren saham tekno masih uptrend. Namun demikian, kesan yang diberikan saham BUKA sejak IPO beberapa waktu lalu, membuat beberapa pelaku pasar rtidak terlalu euphoria.

“Secara keseluruhan trend saham-saham tech company masih naik dan minat terhadap saham-saham tech company menurut saya masih tinggi. Tapi kesan yang diberikan saham BUKA sejak IPO mungkin sudah mengubah beberapa pelaku pasar untuk tidak terlalu ikut euphoria,” kata William kepada Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Menurut dia, saat ini strategi pelaku pasar dalam mengincar cuan dari saham-saham IPO akan berubah, dan lebih fokus membeli melalui e-IPO dan kemudian menjualnya setelah listing. Ini karena investor khawatir jika membeli saham setelah listing berpotensi saham akan sulit dijual kembali.

“Jadi maksud saya, IPO ini akan tetap laku, tapi strategi pelaku pasar dalam mengincar profit dari saham-saham IPO akan berubah, perkiraan saya, mereka akan lebih fokus membeli lewat e-IPO dan menjual setelah listing, bukan lagi mengejar setelah listing dengan risiko nyangkut,” jelas dia.

Baca juga: Soal Wacana IPO Setelah Merger dengan Gojek, Ini Penjelasan Tokopedia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com