Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Holding Ultra Mikro Tidak Mengubah Model Bisnis BRI, Pegadaian, dan PNM

Kompas.com - 13/09/2021, 17:10 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembentukan holding ultramikro Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bukanlah sebuah aksi penggabungan atau merger perusahaan.

Oleh karenanya, pembentukan holding itu dipastikan tidak mengubah model bisnis anggotanya yang terdiri dari terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

"Perlu dicatat bahwa penggabungan ini bukan merger. Entitas masing-masing ada, bisnis mode masing-masing ada," kata Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam konferensi pers virtual, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Resmi Terbentuk, Apa Saja Manfaat Holding Ultramikro?

Sunarso menjelaskan, holding ultramikro merupakan suatu ekosistem pembiayaan yang terintegrasi di bawah kepemimpinan BRI.

Dengan demikian, entitas dan fokus masing-masing perusahaan masih ada.

"Jadi tidak ada yang lebur ke mana pun," ujar dia.

Kehadiran holding ultramikro diharapkan dapat mendorong BRI, Pegadaian, dan PNM untuk fokus menjalankan model inti bisnisnya.

Pasalnya, integrasi antar perusahaan pelat merah ini dapat menciptakan suatu ekosistem yang dapat melengkapi operasional bisnis masing-masing perusahaan.

Baca juga: Holding Ultramikro Terbentuk, Pemerintah Alihkan Saham Pegadaian dan PNM ke BRI

"Seperti Pegadaian, kalau dia berdiri sendiri, maka dia dalam mempertahankan pertumbuhannya harus dengan fokus yang terpecah. Sebab kalau hanya gadai, sudah mulai diserang fidusia dan fintech. Tetapi dengan bergabung di dalam ekosistem ini, maka teman-teman di pegadaian bisa lebih fokus kepada core business-nya yaitu gadai," tutur Sunarso.

"Kenapa demikian? Karena yang fidusia itu kembali menjadi domainnya bank, tidak perlu lagi bersaing dengan bank karena sekarang sudah menjadi bagian dari bank, sedangkan yang fintech mari kita kerjakan bersama-sama," tambah dia.

Sunarso mengakui, pembiayaan pada segmen usaha ultra mikro tidak lah mudah dan memerlukan biaya operasional yang tinggi.

Sebab, untuk menjangkau dan melayani segmen usaha tersebut dibutuhkan fasilitas dan sumber daya manusia yang besar.

"Operational cost-nya tinggi, operational risk tinggi pula," kata dia.

Baca juga: Rambah Vietnam, Kredivo Gandeng Phoenix Holding Luncurkan PayLater

Oleh karena itu, holding yang mengintegrasikan bisnis ketiga entitas perusahaan diharapkan dapat menciptakan efisiensi.

Pada akhirnya, hal ini akan dapat memberikan produk pembiayaan yang lebih murah kepada masyarakat.

"Efisiensi lain yang bisa dikerjakan, tidak usah buat produk yang sama, bahkan mirip saja tidak usah. Kalau produk itu sudah ada di PNM, ya tidak usah Pegadaian buat. Kalau produk itu sudah ada di Pegadaian, ya tidak usah BRI buat," ucap Sunarso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com