Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Saatnya Mendorong UMKM Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan

Kompas.com - 13/09/2021, 17:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Karakteristik pasar beraneka ragam. Wirausaha sepatutnya memiliki pemahaman yang komprehensif.

Baca juga: BLT UMKM Tahap 2 Sudah Disalurkan, Simak Cara Mencairkan BPUM 2021 Ini agar Tak Antre

Kedua, manajemen. Hal yang sering dilakukan usaha yang telah melewati fase pendirian dan memasuki tahap stabil adalah merasa bahwa gaya manajemen yang dilakukan sejak awal terbukti berhasil dan terus dipertahankan.

Padahal ketika usaha mulai tumbuh, perubahan manajemen diperlukan. Kecakapan yang diperlukan di fase pendirian berbeda dengan di fase pertumbuhan. Barangkali usaha membutuhkan tenaga profesional atau tenaga terampil untuk posisi tertentu.

Ketiga, faktor skala (scaling). Pertumbuhan usaha menjadi bagian dari budaya perusahaan. Untuk itu wirausaha diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami dan menanggapi lingkungan bisnis. Kecepatan mengenali perubahan dan bereaksi secara cepat menjadi bagian yang tidak dipisahkan.

Lima langkah kritis

Maka demikian jelas, untuk tumbuh, UMKM harus memiliki kesiapan. Selanjutnya adalah, apa yang mesti dipersiapkan?

Campbell (2019) menyebutkan lima langkah kritis untuk "membesarkan" (scaling up) usaha agar tetap selaras dengan kapasitas dan kapabilitas berikut ini:

  1. Evaluasi dan perencanaan
  2. Mencari sumber dana tambahan
  3. Mengamankan penjualan
  4. Adopsi teknologi
  5. Penyiapan staf.

Pada langkah pertama, pelaku UMKM mulai menyusun strategi untuk meningkatkan penjualan dan mengalkulasi berapa nilai penjualan yang dapat dicapai. Setelah itu, mengevaluasi kesiapan seandainya prediksi itu menjadi kenyataan.

Apakah usaha telah memiliki sistem dan orang yang mampu memenuhi permintaan itu?

Kenaikan penjualan bisa jadi dibarengi dengan biaya, maka kenaikan biaya juga dihitung dengan cermat.

Semakin rinci perhitungan terkait penjualan dan biaya, prediksi akan makin realistis dan kemungkinan tercapai akan makin besar.

Pelaku UMKM juga dimungkinkan mencari sumber dana tambahan. Membesarkan usaha memiliki konsekuensi harus menambah peralatan, mengganti teknologi lama, merekrut karyawan baru dan sebagainya.

Jika dimungkinkan, diperlukan tambahan modal kerja. Tentunya tambahan dana sejalan dengan kemampuan usaha untuk mengembalikannya.

Langkah ketiga, mengamankan penjualan. Membesarkan usaha berarti menjual lebih banyak dari sebelumnya. Wirausaha memastikan bahwa usaha telah menerapkan sistem penjualan yang rapi.

Baca juga: Soal Rasio Kredit UMKM 30 Persen, OJK Minta Bank Sesuaikan Rencana Bisnis

Tenaga penjualan yang cukup dan terampil, sistem penagihan dan penerimaan penjualan yang dibangun sistematis dan diakses tepat waktu, serta pengelolaan pesanan yang terintegrasi.

Keempat, adopsi teknologi. Jika membesarkan usaha biasa dibarengi dengan peningkatan biaya operasi, pemanfaatan teknologi dalam jangka panjang justru akan menurunkannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com