Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Isu Penting yang Akan Jadi Menu Utama Pertemuan G20 pada 2022

Kompas.com - 15/09/2021, 06:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapan salah satu isu penting dalam pertemuan G20 pada 2022. Indonesia akan menjadi tuan rumah atau Presidensi G20 tahun 2022.

Menurut Sri Mulyani, isu penting tersebut yaitu terkait waktu yang tepat untuk pengetatan kebijakan fiskal dan moneter yang digelontorkan semua negara di dunia.

Isu penting tersebut adalah salah satu dari tujuh topik dalam track keuangan (finance track). Bendahara negara ini menyebut, normalisasi kebijakan fiskal dan moneter usai pandemi Covid-19 memerlukan koordinasi dan kebijakan global.

"Yang paling sering akan dibahas adalah kapan negara-negara terutama di G20 yang semua melakukan kebijakan extraordinary di bidang fiskal dan moneter mulai menetapkan exit policy, yaitu mengurangi intervensi kebijakan makro yang luar biasa dan pasti sustainable secara bertahap dan terkoordinasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Presidensi G20, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Penerbitan Rupiah Digital Akan Dibahas dalam Pertemuan G20

Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, penentuan waktu yang tepat tidaklah mudah. Sebab, pemulihan ekonomi dunia setelah krisis sangat beragam alias terjadi uneven recovery.

Koordinasi global diperlukan supaya pertumbuhan ekonomi seluruh negara di dunia tetap berlangsung dan tidak terganggu di tengah normalisasi kebijakan.

"Persoalannya nanti adalah bagaimana desain dan kapan kita akan bersama-sama mulai melakukan kebijakan exit, di mana setiap negara memiliki ekonomi yang berbeda, baik dari sisi kecepatan maupun dari sisi seberapa merata pemulihan ekonomi terjadi di semua region," ujar Ani.

Ani mengungkapkan, Indonesia juga perlu berhati-hati melakukan normalisasi tersebut. Pengurangan defisit fiskal sebesar 3 persen pada tahun 2023 mendatang harus sejalan tanpa mengorbankan pemulihan ekonomi.

Baca juga: Kimia Farma Pecat Karyawannya yang Jadi Terduga Teroris

Hal ini pun berlaku untuk seluruh negara di dunia, yang menjadikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen fiskal yang penopang saat pandemi Covid-19 berlangsung.

"Defisit di atas 3 persen tidak berjalan selamanya. Dan semua negara juga menghadapi di situasi yang sama di kebijakan fiskalnya. Ini akan menjadi salah satu isu yang paling penting dan utama pada finance track," ucap Ani.

Selain penentuan waktu normalisasi kebijakan, Presidensi G20 juga akan membahas persetujuan prinsip perpajakan global.

Beberapa isu pajak yang dibahas, antara lain insentif pajak, digitalisasi pajak, praktek-praktek penghindaran pajak (tax avoidance) terutama yang berkaitan dengan BEPS, dan transparansi pajak.

Baca juga: Setelah Sri Mulyani, Giliran Tito Sentil Belanja Daerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com