Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 BUMN Dapat PMN Rp 35,13 Triliun, Tertinggi IFG dan Hutama Karya

Kompas.com - 22/09/2021, 14:19 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan 8 perusahaan pelat merah akan mendapatkan suntikan dana melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) di tahun ini berdasarkan persetujuan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Total alokasi anggaran untuk PMN di 2021 yakni mencapai Rp 52 triliun, termasuk di dalamnya usulan tambahan PMN senilai Rp 16,9 triliun yang masuk di pertengahan tahun ini.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Indonesia Financial Group (IFG) atau PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sebagai Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan mendapat PMN sebesar Rp 20 triliun.

Baca juga: Jurus Erick Thohir Kerahkan BUMN untuk Wujudkan Swasembada Gula

IFG pun menjadi BUMN yang mendapatkan suntikan dana tertinggi. Dana PMN itu akan digunakan IFG untuk restrukturisasi guna penyelamatan Jiwasraya.

"IFG diputuskan Rp 20 triliun sebagai bagian restrukturisasi dari Jiwasyara, yang alhamdullilah restrukturisasinya sudah mencapai 97 persen. Insyaallah para nasabah yang belasan tahun terkatung-katung, kini bisa diselesaikan," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9/2021).

Kemudian, ada PT Hutama Karya (Persero) yang menerima suntikan dana terbesar kedua mencapai Rp 15,2 triliun. Suntikan PMN ini diusulkan dua kali oleh Kementerian BUMN yakni Rp 6,2 triliun di anggaran awal dan tambahan Rp 9 triliun di pertengahan tahun.

PMN Hutama Karya tersebut digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Hingga saat ini Hutama Karya baru menerima pencairan PMN senilai Rp 6,2 triliun pada 30 Agustus 2021.

"Hutama Karya ini untuk kebutuhan proyek tol Trans Sumatera, ingin memastikan keseimbangan sosial-ekonomi antara Jawa dan Sumatera. Oleh karena itu, pembangunan tol Sumatera ini akan terus dilaksanakan," jelas dia.

Selain itu, BUMN lain yang akan menerima PMN tahun ini yakni PT Pelindo III (Persero) senilai Rp 1,2 triliun, lalu PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) Rp 470 miliar.

Ia menjelaskan, suntikan dana dari pemerintah akan digunakan Pelindo untuk proyek pengembangan pelabuhan Benoa di Bali yakni untuk memperdalam tingkat kedalaman laut sebab terdapat banyak karang. Nantinya, kapal pesiar bisa merapat di Bali secara langsung.

"Sedangkan ITDC itu bukan lagi buat kegiatan G20, tapi untuk kebutuhan kegiatan ASEAN Summit 2023 yang berlangsungnya di Labuan Bajo," kata Erick.

Baca juga: Erick Thohir: Tidak Ada Tempat bagi Terorisme di BUMN

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com