Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Manufaktur Melonjak di 52,2, Kemenkeu: Bukti Industri Kembali Tumbuh Sangat Kuat

Kompas.com - 01/10/2021, 10:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri manufaktur terlihat makin ekspansif setelah dihantam pandemi Covid-19 varian Delta.

Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali meningkat pada angka 52,2 di bulan September 2021.

Padahal, pada bulan Agustus 2021, PMI masih bergerak di kisaran 43,7.

Baca juga: Pemerintah Bidik Industri Pengolahan dan Manufaktur Masuk Dalam KEK

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, lonjakan PMI membuktikan bahwa industri manufaktur sudah bergerak menguat.

"Hari ini (PMI) naik ke 52,2. Ini membuktikan bahwa industri sudah kembali ekspansi dengan sangat kuat. Lagi-lagi kami dapat mengonfirmasi bahwa aktifitas ekonomi akan pulih cepat," kata Febrio dalam Taklimat Media di Jakarta, Jumat (1/10/2021).

Febrio mengatakan, kenaikan PMI terjadi karena Indonesia mampu menangani pandemi Covid-19 varian Delta.

Sebab saat varian Delta menyebar di bulan Juni-Juli 2021, PMI sempat kembali turun karena terbatasnya mobilitas masyarakat.

Sebelumnya, pada Mei 2021, PMI Manufaktur Indonesia sudah meningkat pada angka 55,3.

Baca juga: Tekan Penyebaran Covid-19, Kemenperin Pantau Operasional Industri Manufaktur

Pada Mei lalu, peningkatan terjadi selama 7 bulan berturut-turut dan meningkat dibanding pada bulan April 2021 yakni 54,6.

"Ini sejalan dengan keberhasilan Indonesia menangani Delta selama 2-3 bulan terakhir. Ini menggembirakan dan mengonfirmasi proyeksi ekonomi di kuartal III. Konsumsi membaik dan akan kita pantau ke depan," ucap Febrio.

Febrio menyebutkan, kontributor kenaikan PMI utamanya disumbang oleh output dan permintaan baru.

Perusahaan menyaksikan, ada permintaan yang lebih kuat, didukung oleh pertumbuhan permintaan baru internasional pada bulan kedua, yang memicu kenaikan produksi manufaktur pada bulan Mei.

Untuk memenuhi kebutuhan permintaan baru dan produksi yang meningkat, produsen meningkatkan pembelian bahan baku dan setengah jadi selama empat bulan berturut-turut.

Baca juga: PMI Manufaktur Anjlok, Kemenkeu: Negara Lain di ASEAN Juga Mengalami

Meningkatnya PMI juga membuat pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen di tahun 2021 akan sesuai target.

"PMI Indonesia dengan data terakhir 52,2 dan ini belum banyak diikuti oleh banyak negara yang masih menghadapi tekanan kuat dari sisi Delta varian. Outlook tahun 2021 di angka 3,7-4,5, kita optimis pertumbuhan ekonomi masih ada di titik tengah," pungkas Febrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com