Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Manufaktur Indonesia Bulan Juni

Kompas.com - 01/07/2021, 14:36 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juni berada di level 53,5 berdasarkan hasil survei IHS Markit.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal ini menunjukkan masih ekspansifnya industri manufaktur.

“Kita perlu bersyukur bahwa sektor industri manufaktur masih ekspansif. Artinya, masih ada gairah usaha di tengah dampak peningkatan kasus COVID-19,” kata Menperin, Kamis (01/7/2021).

Baca juga: Ungguli ASEAN dan Korea, PMI Manufaktur Indonesia Tembus Rekor Tertinggi

Menperin mengatakan pihaknya proaktif mengingatkan kepada pelaku industri untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.

Menperin tetap optimistis bahwa ekonomi nasional akan tumbuh positif pada kuartal II tahun ini. Keyakinan ini didasari oleh sejumlah indikator, termasuk dari kinerja sektor industri manufaktur.

Ekspansifnya sektor industri manufaktur di Tanah Air, misalnya terlihat pada nilai ekspor industri pengolahan yang tercatat mencapai 66,70 miliar dollar AS pada Januari-Mei 2021, naik 30,53 persen dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 51,10 miliar dollar AS.

Dari capaian 66,70 miliar dolar AS tersebut, industri pengolahan memberikan kontribusi paling tinggi, yakni 79,42 persen dari total ekspor nasional yang berada di angka 83,99 miliar dolar AS.

Di samping itu, sepanjang triwulan I-2021, nilai investasi yang direalisasikan industri pengolahan menembus Rp88,3 triliun atau naik 38 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 64 triliun.

Dari Rp 88,3 triliun tersebut, sektor manufaktur memberikan kontribusi signifikan hingga 40,2 persen terhadap total nilai investasi di Indonesia yang mencapai Rp219,7 triliun.

Baca juga: Menperin Agus Optimistis Industri Manufaktur Bisa Positif di Kuartal II/2021

“Investasi juga merupakan salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta sekaligus akan menyerap tenaga kerja di sektor industri,” kata Menperin.

Sementara itu Jingyi Pan, Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit mengatakan, pertumbuhan sektor manufaktur yang melambat pada Juni mencerminkan pengaruh gelombang kedua COVID-19 terhadap sektor manufaktur Indonesia.

“Namun demikian, pertumbuhan produksi dan penjualan bertahan di level yang kuat dan penting untuk melihat situasi pandemi segera terkendali sehingga tidak memengaruhi performa perusahaan manufaktur lebih lanjut,” katanya.

Ia menambahkan secara umum, perusahaan tetap optimistis terkait output masa depan walaupun ada gangguan terkait pandemi. Ekspansi produksi juga tercatat selama delapan bulan berturut-turut, yang juga menunjukkan bahwa kondisi bisnis kini telah menguat pada setiap bulan.

Merujuk data IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia pada Juni ini masih lebih tinggi dibanding PMI manufaktur ASEAN yang berada di level 49,0, seperti Filipina (50,8), Thailand (49,5), Singapura (46,5), Vietnam (44,1), dan Malaysia (39,9).

Bahkan, PMI manufaktur Indonesia di atas PMI manufaktur China (51,3), Jepang (52,4), dan India (50,8).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com