Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun, Smelter Freeport Gresik Bisa Hasilkan 35 Ton Emas Senilai Rp 30 Triliun

Kompas.com - 12/10/2021, 15:25 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap kemampuan produksi smelter PT Freeport Indonesia di Gresik.

Mula-mula, Erick menyampaikan penjelasan mengenai nilai investasi pembangunan smelter Freeport Gresik dan produksi yang akan dikerjakan di lokasi tersebut.

“Smelter ini akan melakukan investasi Rp 42 triliun, yang fungsinya sebagai pemurnian tembaga yang menghasilkan katoda tembaga,” kata di sela peletakan batu pertama pembangunan smelter Freeport Gresik, tepatnya di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur (Jatim), Selasa (12/10/2021).

Baca juga: Erick Thohir: Untung Bersih Freeport Tahun Ini Rp 40 Triliun

“Juga fasilitas pemurnian logam berharga yang menghasilkan emas, perak, dan logam berharga lainnya. Sehingga nanti kita bisa hasilkan rata-rata 35 ton emas per tahun yang nilai transaksinya Rp 30 triliun, tandasnya.

Dia menjelaskan bahwa selama konstruksi, smelter ini akan menyerap 40.000 tenaga kerja. Tenaga kerja tersebut bakal diprioritaskan bagi pekerja asal Jatim.

Dalam kesempatan itu, ia juga buka suara perihal keuntungan PT Freeport Indonesia yang terus meningkat. Erick Thohir mengulas kembali mengenai proses akuisisi saham PT Freeport Indonesia yang dilakukan pemerintah.

“Setelah Republik Indonesia sesuai arahan Presiden mengambil 51 persen saham Freeport, sekarang kita bisa pastikan kinerja dan inovasi dan transformasi di Freeport terus berlangsung,” ujarnya.

Baca juga: Resmikan Pembangunan Smelter Freeport, Jokowi: Bisa Serap 40.000 Tenaga Kerja

Inovasi Freeport tersebut berdampak positif pada pertumbuhan pendapatan perusahaan. Tak tanggung-tanggung, Erick menyebut adanya kenaikan pendapatan Freeport yang begitu drastis.

“Seperti yang kita saksikan bahwa saat ini pertumbuhan pendapatan Freeport meningkat 100 persen. Tahun lalu Rp 50 triliun, sekarang sampai Desember nanti Rp 105 triliun,” jelasnya.
Pendapatan PT Freeport Indonesia yang naik signifikan tersebut pada akhirnya membuat keuntungan Freeport juga meningkat.

“Lalu juga keuntungan bersih tahun lalu Rp 10 triliun, rencananya tahun ini sampai Desember Rp 40 triliun,” sambung Erick Thohir.

Menurutnya, naiknya pendapatan dan keuntungan PT Freeport Indonesia ini terjadi karena ada peningkatan kapasitas produksi Freeport dan peningatan harga tembaga.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking sebagai tanda dimulainya pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di kawasan ekonomi khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10/2021).

Menurut Jokowi, smelter yang akan dibangun ini merupakan yang terbesar di dunia.

"Tadi kita mendapatkan laporan bahwa smelter yang akan dibangun ini dengan desain single line, terbesar di dunia karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata Jokowi.

Baca juga: Luhut Bertemu Bos Freeport untuk Minta Sponsor Pusat Pelatihan Atletik

"Bayangkan, 1,7 juta ton itu kalau dinaikkan truk yang kecil itu yang biasanya bisa mengangkut 3-4 ton, berarti berapa truk yang akan berjejer di sini. Kalau isinya 3 ton saja, 1 truk kecil itu berarti ada 600.000 truk berjejer di sini bayangkan, ini gede sekali," tuturnya.

Jokowi mengatakan, pembangunan smelter di dalam negeri bertujuan untuk memperkuat hilirisasi industri, khususnya sektor tembaga.

Ia menuturkan, cadangan tembaga yang dimiliki Indonesia sangat besar. Bahkan, Indonesia masuk sebagai 7 negara dengan cadangan tembaga terbesar.

Potensi yang sangat besar itu, kata Jokowi, seharusnya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi negeri.

"Jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, (tetapi) semelternya, hilirisasinya, ada di negara lain seperti tadi disampaikan Pak Menteri ada di Spanyol, ada di Jepang. Nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com