Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Penanganan Covid-19 di RI Dipuji Dunia, Awalnya Dilecehkan Bangsa Sendiri

Kompas.com - 14/10/2021, 14:14 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, dengan dunia yang semakin kompleks dan dinamis, masih banyak tantangan lain yang dihadapi Indonesia.

Salah satu tantangan yang dihadapi hingga kini adalah penanganan Covid-19.

Luhut bilang, Indonesia dipuji oleh berbagai negara dalam hal penanganan Covid-19. Sedangkan di negeri sendiri, kata dia, upaya pemerintah malah diremehkan.

Baca juga: Luhut Ungkap Bali Siap Dibuka untuk Turis dari 19 Negara

"Tapi kata kunci menurut hemat saya, kita juga harus percaya bahwa bangsa ini bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi jangan terlalu kita merasa bahwa orang lain lebih bagus dari kita. Sekali lagi kita sudah buktikan dengan penanganan Covid-19 yang begitu kompleks, Indonesia dipuji berbagai dunia, di mana awalnya, kita dilecehkan, di-bully oleh bangsa sendiri," ujar Luhut dalam sambutan pembukaan ajang CMSE 2021 yang ditayangkan secara daring, Kamis (14/10/2021).

Pengalaman penanganan Covid-19 telah mengajarkan bahwa Indonesia mampu beradaptasi.

Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa-Bali ini menuturkan, pertengahan Juni lalu, Indonesia menghadapi situasi yang didorong oleh varian Delta yang sangat cepat berkembang.

Kasus harian yang biasanya di bawah 10.000, melonjak hingga mencapai puncaknya di angka 56.000 hanya dalam beberapa hari.

"Ketika itu kasus aktif mencapai lebih dari 500.000 dan kapasitas kesehatan berada di ambang batas, yang saat itu kita khawatirkan. Banyak celaan kepada kami," ucap Luhut.

Baca juga: Luhut Terkejut Melihat Transformasi Balai Latihan Kerja

Ia mengungkapkan, pada saat itu, pemerintah mulai memutuskan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sembari menambah fasilitas kesehatan untuk menangani pasien Covid-19 yang melonjak saat itu.

"Tapi menghadapi situasi tersebut langkah pembatasan mobilitas masyarakat menjadi satu-satunya pilihan yang harus diambil dan per 3 Juli, pemerintah menerapkan PPKM darurat level Jawa dan Bali dengan menurunkan mobilitas masyarakat sehingga kasus harian dapat ditekan serta memberi waktu pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan," ujar Luhut.

Pada evaluasi PPKM pada 11 Oktober, situasi pandemi Covid-19 menunjukkan perbaikan.

Kasus konfirmasi harian nasional turun 98,4 persen, sementara kasus konfirmasi di Jawa-Bali juga menunjukan penurunan hingga 98,9 persen dari puncaknya pada 15 Juli lalu.

Selain kasus harian yang terus membaik, jumlah kematian harian di Indonesia juga terus mengalami penurunan.

Baca juga: Cegah Lonjakan Covid-19 di Akhir Tahun, Pemerintah Maksimalkan Vaksinasi bagi Lansia

Pada 10 Oktober, terdapat kasus kematian sebesar 39 persen secara nasional dan 17 persen untuk wilayah Jawa dan Bali.

Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, kasus Indonesia termasuk yang terendah.

Covid-19 Recovery Index Indonesia yang dirilis oleh NIKKEI menunjukkan peringkat Indonesia sudah jauh lebih baik dibandingkan Singapura, Malaysia, hingga Thailand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com