Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: 90 Persen SDM Industri Keuangan Syariah Lulusan Ekonomi Konvensional

Kompas.com - 28/10/2021, 10:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, industri keuangan termasuk syariah lebih banyak memperkerjakan lulusan keuangan dan ekonomi konvensional dibanding lulusan ekonomi syariah.

Dia menyayangkan hal tersebut mengingat saat ini terdapat sekitar 800 program studi di universitas dengan tema syariah. Jika satu program studi mampu meluluskan 50 orang per tahun, ada potensi 40.000 sumber daya manusia yang bisa diserap industri.

"80-90 persen SDM industri di bidang keuangan syariah lebih banyak memperkerjakan mereka yang bukan berasal dari prodi islam. Pelaku industri keuangan cenderung memilih atau merekrut dan memberi pelatihan ekonomi syariah kepada lulusan ekonomi yang konvensional," kata Sri Mulyani dalam webinar ISEF, Kamis (28/10/2021).

Baca juga: Ekonomi Dipatok Tumbuh 4 Persen, Sri Mulyani: Proyeksi IMF dan OECD Terlalu Rendah

Kendati demikian, kesalahan tak serta-merta berasal dari industri. Bendahara negara ini menilai, program studi Islam turut bertanggung jawab atas hal tersebut.

Menurut Sri Mulyani, program studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi harus membuka diri dan melihat kekurangannya. Cara ini membuat terjadinya transfer pengetahuan sehingga SDM lulusan ekonomi syariah memenuhi kompetensi dan skill yang dibutuhkan oleh industri.

"(Jika) lulusannya kurang berkompetisi dengan lulusan ekononomi konvensional, cari cara dalam mendekati suatu masalah dan bagaimana (caranya mempersiapkan) kesiapan mereka di dunia kerja," ucap Sri Mulyani.

Wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) ini menyebut, peningkatan keterampilan dan kemampuan dasar menjadi makin penting karena persaingan tak hanya datang dari manusia.

Saat ini, dunia memasuki masa revolusi industri 4.0 yang menciptakan peluang bersamaan dengan disrupsi. Kompetitor akan datang dari kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI) seiring pesatnya pemanfaatan teknologi digital.

"Ke depan kompetisinya adalah dengan AI yang dimodelkan dalam mesin dan teknologi lain. Fenomena ini menuntut institusi pendidikan di Indonesia untuk berubah menyesuaikan diri," beber Sri Mulyani.

Di sisi lain, perguruan tinggi dengan program studi ekonomi syariah tetap harus menjaga prinsip keislaman yang identik dengan nilai keadilan dan kejujuran.

Nilai tersebut merupakan nilai universal sehingga relevan untuk seluruh masyarakat, bukan hanya masyarakat muslim. Secara instrumental, ekonomi syariah menghindarkan unsur eksploitasi dan kezaliman (riba), spekulasi (gharar), dan judi (maysir).

"Kalau kita percaya bahwa Islam merupakan suatu agama yang bisa menjawab seluruh tantangan zaman, maka tanggung jawabnya adalah bagaimana mengaktualkan nilai Islam dalam konteks kontemporer yang sangat dinamis," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Maruf Amin: Pertumbuhan Keuangan Syariah Lebih Cepat ketimbang Konvensional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Whats New
Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Whats New
Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com