JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki potensi menjadi pemasok produk halal global, mengingat mayoritas penduduknya muslim dan memiliki banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tumbuh.
Namun, menjadi produsen produk halal untuk rantai pasok global memiliki tantangan.
Asdep Pemulihan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan, Kemenko Perekonomian, Chairul Saleh mengatakan, tantangan tersebut tak lepas dari keunikan sebuah produk.
Baca juga: Ada Paylater Bisnis, UMKM Kini Bisa Pinjam hingga Rp 500 Juta di Modalku
Artinya, untuk bisa bersaing, pelaku UMKM harus bisa membuat produknya unik alias berbeda dari yang lain, sekaligus memiliki nilai tambah.
"Tantangan untuk produk halal ekspor itu mirip dengan produk lainnya, khususnya untuk pelaku usaha lokal. Banyaknya barang yang dijual di global membuat seller harus berbeda. Kita harus punya unique aspek dari produk yang dihasilkan," kata Chairul Saleh dalam diskusi Global Halal Hub, Kamis (28/10/2021).
Tantangan lainnya, pelaku usaha harus mampu menganalisa brand pasar. Dengan kata lain, mampu membaca keinginan konsumen dan memahami produk yang dijual para pesaing.
Kemudian, mengerti dan menjalani regulasi perdagangan global atau negara tempat tujuan ekspor. Hal-hal tersebut membutuhkan proses belajar dan proses adaptasi.
"Maka itu diperlukan dukungan bersama untuk bisa menguatkan atau mengarah kepada hal tersebut. Mendukung kapasitas UMKM-nya sendiri, compliance (kepatuhan) terhadap kehalalan. Kemudian compliance ekspornya, karena kita terlanjut banyak perjanjian bilateral. Itu challenge juga," ujar Chairul.
Baca juga: Jadi Bank Syariah Besar, BSI Diprediksi Bakal Jadi Penopang Industri Halal Nasional
Saat ini, Indonesia masih menempati peringkat kelima sebagai negara pengekspor, di bawah Arab Saudi, Malaysia, UEA, dan Turki.
State of Global Islamic Economic Report menunjukkan, pada tahun 2019 jumlah masyarakat muslim dunia mencapai 1,9 miliar dengan total pengeluaran produk halal mencapai 2,02 triliun dollar AS.
Di tahun 2024, angka tersebut diproyeksi meningkat mencapai 2,4 triliun dollar AS seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat muslim dunia. Dengan demikian, peluang Indonesia sebagai produsen utama produk halal global masih terbuka lebar.
"Dari sisi ini memang dilihat dengan potensi yang ada kiranya kita juga bisa masuk ke global supply chain atau ekspor di samping kita memenuhi kebutuhan domestiknya sendiri," pungkas Chairul.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.