Menperin: Produsen Gula Terbesar Dubai Siap Investasi Rp 28,68 Triliun

"Jika terwujud, investasi ini akan membantu pemenuhan kebutuhan gula nasional dan juga kebutuhan energi di Sulawesi dan kawasan Timur Indonesia," sebut Putu.

Putu juga menjelaskan bahwa rencana investasi AKS selain produksi gula, juga memproduksi sumber energi alternatif dari produk samping pengolahan gula tebu.

“Hasil samping proses produksi gula tebu yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baru dan terbarukan antara lain bioetanol untuk subtitusi BBM dari minyak bumi, dan biomassa dari bagas tebu sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik,” jelasnya.

Baca juga: Jurus Erick Thohir Kerahkan BUMN untuk Wujudkan Swasembada Gula

Putu optimistis, investasi AKS di Indonesia akan dapat membantu pemenuhan gula dalam negeri, mendukung program substitusi impor, dan memproduksi energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.

"Karena dia besar investasinya, dia mau memproduksi sekitar 750.000 ton per tahun. Dia sangat tertarik dan kita sedang membuat langkah-langkahnya supaya dia bisa berinvestasi," tuturnya.

Untuk mendorong investasi raksasa gula UEA itu, lanjut Putu, Kemenperin telah mengundang pihak AKS untuk datang ke Indonesia dan melihat potensi tersebut.

“Untuk menghasilkan tebu sebanyak 750.000 ton tersebut, dibutuhkan sekitar 100.000 hektar lahan tebu,” ungkapnya.

Saat ini, lahan yang diproyeksikan untuk ditanami tebu itu terdapat di Sulawesi.

Selain memproduksi gula, AKS juga tertarik dengan produk turunan lainnya dari tebu, yakni biomassa yang dapat dijadikan energi listrik dan etanol untuk pencampuran bahan bakar.

Biomassa merupakan produk samping gula dengan jumlah mencapai 30 persen dari setiap produksi gula.

Putu menambahkan, etanol berperan untuk meningkatkan oktan bahan bakar. Umumnya untuk kendaraan roda empat sudah bisa menggunakan bahan bakar dengan kandungan etanol 20 persen, sementara kendaraan roda dua 10 persen.

“Di dalam negeri sendiri, kebutuhan etanol masih sangat besar dan belum dipenuhi oleh produksi dalam negeri,” katanya.

Baca juga: Ekonomi Kuartal III Melambat, Menperin: Sektor Manufaktur Masih On The Track