Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Gelar Lokakarya untuk Bahas Rencana Strategis Pengembangan Infrastruktur Transportasi

Kompas.com - 30/11/2021, 15:15 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.comKementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar lokakarya guna membahas rencana strategis terkait pembangunan dan pengembangan sarana-prasaran transportasi nasional pasca-pandemi Covid-19.

Dalam lokakarya tersebut dibahas mengenai kemungkinan dinamika yang terjadi serta dampaknya terhadap kebijakan Kemenhub sebagai dampak pandemi Covid-19.

“Kita perlu menyesuaikan dengan kondisi terkini, di mana kita dituntut untuk mengubah pola pikir 'Out of the box thinking is not enough. What we need is no box thinking', hilangkan sekat, gunakan cara-cara baru dalam mewujudkan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasaran transportasi, pendanaan inklusif, kolaborasi Bersama,” tulis Kemenhub dalam lokakarya, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Kemenhub dan Badan Usaha Teken Pakta Integritas Penerapan Inaportnet

Mengacu pada Renstra Kementerian Perhubungan 2020 – 2024, kebutuhan pendanaan periode tersebut diperkirakan sebesar sekitar Rp 711 triliun. Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur transportasi nasional.

Seiring dengan besarnya pendanaan yang dibutuhkan serta luasnya cakupan yang harus dijangkau, diperlukan kerja sama antara Kementerian Perhubungan dengan berbagai pihak.

Pihak-pihak yang diharapkan bisa berkolaborasi meliputi BUMN, perusahaan swasta, perguruan tinggi, serta seluruh lapisan masyarakat.

Tol Laut

Salah satu program yang diinisiasi pemerintah melalui Kementerian Perhubungan yang telah terbukti memberi manfaat bagi pemerataan ekonomi nasional adalah Tol Laut.

Akademisi Magister Kebijakan Publik Univeritas Indonesia Ardi Adji yang menjadi pembicara dalam lokakarya mengungkapkan kontribusi daerah terhadap perekonomian nasional terus mengalami kenaikan seiring dengan beroperasinya Tol Laut.

Pada 2005, kontribusi Jawa ke perekonomian nasional mencapai 61 persen dan Luar Jawa 39 persen. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, kontribusi ekonomi dari daerah Luar Jawa naik menjadi 49 persen dan Jawa menjadi 51 persen.

Baca juga: Ini Sederet Strategi Kemenhub Percepat Penggunaan Kendaraan Listrik

“Ini menunjukkan bahwa Tol Laut bisa meningkatkan konektivitas dan mengintegrasikan titik-titik pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Ke depan, program pemerintah untuk mendukung konektivitas harus terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Tak hanya oleh Kementerian Perhubungan, namun juga pemangku kebijakan lainnya.

Karenanya, pemutakhiran rencana strategis terkait pengembangan infrastruktur nasional perlu dilakukan setelah Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com