JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (3/12/2021).
Berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.10 WIB, IHSG berada pada level 6.573,01 atau naik 10,8 poin (0,16 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.583,82.
Baca juga: IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Sebanyak 200 saham melaju di zona hijau dan 169 saham di zona merah. Sedangkan 179 saham lainnya stagnan.
Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,07 triliun dengan volume 2,02 miliar saham.
Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Nikkei 0,2 persen, Hang Seng Hong Kong 1,12 persen, dan Strait Times 0,01 persen.
Sementara itu, Shanghai Komposit menguat 0,24 persen.
Wall Street pagi ini ditutup hijau dengan kenaikan index Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,8 persen, S&P 500 menguat 1,4 persen, dan index acuan saham teknologi Nasdaq naik 0,8 persen.
Baca juga: Saat Anak Cucu BUMN Terlalu Gemuk dan Jadi Benalu...
Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk long white body setelah rebound di support MA50 dengan stochastic membentuk goldencross mengindikasikan potensi penguatan.
“IHSG diprediksi menguat. Namun penguatan diperkirakan bersifat sementara mempertimbangkan banyaknya kekhawatiran dan sentimen negatif sepekan terakhir,” ujar Dennies dalam rekomendasinya.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat.
Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.422 per dollar AS, atau turun 25 poin (0,17 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.398 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena pasar belum lepas dari sentimen percepatan tapering AS yang menarik likuiditas dollar di pasar sehingga dollar berpotensi menguat.
"Nilai tukar rupiah masih berpotensi dalam tekanan pelemahan terhadap dollar AS hari ini. Pasar juga mengkhawatirkan varian Covid-19 baru Omicron yang bisa menjadi pencetus gelombang pandemi baru. Kekhawatiran ini mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko seperti rupiah," kata dia.
Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.450 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.350 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.