Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Krisis Evergrande, China Gelontorkan Kredit Lebih dari Rp 2.600 Triliun

Kompas.com - 08/12/2021, 09:55 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNN


BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China telah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan serta memompa lebih banyak uang untuk mencegah ancaman terjadi pada proses pemulihan ekonomi.

Dilansir dari CNN, Rabu (8/12/2021), bank sentral China, People's Bank of China (PBoC) memangkas rasio persyaratan cadangan untuk sebagian besar bank sebesar setengah poin persentase, per 15 Desember mendatang.

Langkah tersebut bakal mengurangi jumlah bank yang harus disimpan bank untuk cadangan.

Dana yang seharusnya menjadi cadangan simpanan bank tersebut bakal digelontorkan sebesar 188 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.669,6 triliun dalam bentuk kredit usaha dan rumah tangga.

Pada tahun ini, untuk kedua kalinya PBoC memangkas rasio cadangan simpanan perbankan.

Baca juga: IHSG Dibayangi Krisis Energi hingga Evergrande, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

 

Hal tersebut pun menunjukkan sinyal China siap melakukan langkah-langkah yang lebih agresif untuk melindungi momentum pertumbuhan ekonomi di tahun 2022.

Tim pimpinan Partai Komunis China yang diketuai oleh Presiden XI Jinping dalam keterangannya mengatakan, memastikan stabilitas adalah prioritas utama di tahun mendatang.

Pemerintah China diketahui telah sangat berhati-hati dalam melakukan intervensi terhadap pemulihan ekonomi China selama pandemi Covid-19.

Otoritas setempat belum memangkas bunga pinjaman acuan sejak awal 2020, dan cenderung menahan untuk tak membajiri perekonomian dengan stimulus, alih-alih menawarkan dukungan yang lebih tepat sasaran kepada bisnis kecil yang terdampak pandemi.

Kinerja perekonomian negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu melampaui negara besar lainnya selama pandemi. Bahkan China adalah satu-satunya negara besar yang mengalami pertumbuhan pada tahun 2020 lalu.

Baca juga: Berapa Pinjaman China yang Ditanggung RI dalam Proyek Kereta Cepat?

Namun demikian, terdapat beragam tantangan yang mengancam pertumbuhan ekonomi China di tahun 2021, termasuk di dalamnya kekurangan cadangan listrik, rantai pasok yang terganggu, hingga krisis real estate yang disebabkan oleh tumpukan utang banyak perusahaan pengembang properti, salah satunya Evergrande.

Evergrande telah dihadapkan pada kondisi gagal bayar dalam beberapa bulan terakhir. Jumat pekan lalu, entitas yang pernah menjadi perusahaan properti terbesar Di China itu menyatakan tak memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

Harga saham Evergrande pada perdagangan Senin (6/12/2021) pun merosot 20 persen akibat pengumuman tersebut.

Baca juga: Diklaim Milik China, Natuna Simpan Cadangan Gas Raksasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com