Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Minta Dunia Penerbangan Indonesia Antisipasi Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 08/12/2021, 15:38 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta stakeholer penerbangan melakukan antisipasi cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.

Hal ini disampaikan di sela acara “Situational Awareness : Expect the Unexpected” yang diselenggarkan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) pada Rabu (8/12/2021).

"Saat ini dunia penerbangan sedang dihadapkan pada berbagai disrupsi di antaranya perubahan iklim global,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Dadun Kohar.

Baca juga: Semeru Erupsi, Kemenhub Pastikan Bandara Terdekat Beroperasi Normal

Ia menambahkan, perubahan iklim global tersebut berdampak timbulnya fenomena anomali cuaca dan iklim global di antaranya fenomena La Nina, pertumbuhan bibit-bibit siklon tropis di berbagai wilayah.

“Dan ini semua harus kita antisipasi bersama baik pemerintah sebagai regulator ataupun stakeholeder penerbangan sebagai operator," seru Novie.

Ia juga berharap antara regulator dan operator melakukan diskusi proaktif yang berkelanjutan dalam menumbuhkan maupun meningkatkan kewaspadaan, kesiapan dan kesiapsiagaan para pemangku kepentingan sektor transportasi udara.

Hal tersebut terutama pada dampak fenomena anomali cuaca dan iklim yang untuk selanjutnya diharapkan mampu menetapkan langkah-langkah mitigasi global yang efektif, sistematis dan komprehensif.

Baca juga: INACA: Terjadi Fenomena Menarik di Industri Penerbangan Nasional Saat Pandemi

"Kami juga mengharapkan ini semua tidak hanya sebagai inisiasi kewaspadaan, kesiapan dan kesiapsiagaan terhadap dampak perubahan iklim global,” jelasnya.

“Namun secara berkelanjutan mampu merumuskan kerangka aturan maupun kebijakan mitigasi untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan dalam rangka mendukung upaya pemulihan dan ketahanan penerbangan sipil global," sambung Novie.

Sementara itu, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Dadun Kohar menambahkan, dalam mengelola momentum libur Nataru 2021/2022 harus dilakukan dengan baik.

Bercermin dari musibah erupsi Gunung Semeru, menurutnya risiko perubahan iklim global yang melahirkan beberapa fenomena anomali cuaca, termasuk pertumbuhan bibit siklon di seluruh wilayah Indonesia sangat berdampak baik langsung maupun tidak langsung bagi operasi penerbangan di Indonesia.

"Saya berharap adanya komitmen bersama di antara regulator dengan para pemangku kepentingan sektor transportasi udara dalam hal menumbuhkan, bahkan meningkatkan kewaspadaan, kesiapan dan kesiapsiagaan, dalam menghadapi tantangan dampak perubahan iklim global tersebut, khususnya bagi keselamatan penerbangan maupun keberlangsungan operasi penerbangannya," katanya.

Baca juga: Cegah Omicron, Kru Pesawat Penerbangan Internasional Wajib Tes PCR Saat Mendarat di Indonesia

Pada kesempatan yang sama Plt Kasi Sertifikasi Operasi Pesawat Udara DKPPU Capt Rizal Bayu Azi menjelaskan kegiatan webinar ini bertujuan untuk memberikan informasi terkini terkait cuaca ekstrem.

Selain itu juga untuk membangun komunikasi dengan para stakeholder penerbangan guna melakukan antisipasi dan mitigasi.

Seperti yang diinformasikan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait fenomena La Nina yang puncaknya akan terjadi pada bulan Januari - Februari 2022 mendatang.

"Kami berharap ke depannya ada integrasi dan sinergi antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan BMKG khususnya dalam sharing informasi pemutakhiran kondisi cuaca seperti prediksi, peringatan dini, rekomendasi terhadap kondisi anomali cuaca yang akurat dan real time melalui konektivitas digital,” tandasnya.

“Ini seperti yang dicanangkan pada pertemuan virtual ke 6 Aviation Safety Meeting of Indinesia (ASMI) pada 8 Desember 2020 di mana kita sepakat untuk meningkatkan synergi antara Authority, Airlines, Airport, ANSP, dan Akademisi (5A)," sambungnya.

Baca juga: Pelita Air Lirik Penerbangan Berjadwal Rute Domestik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com