Ia mengatakan, skenario optimalisasi penggunaan batu bara yang sedang dilakukan pemerintah untuk mendukung penurunan emisi, di antaranya dengan inovasi teknologi pengganti PLTU.
Artinya PLTU eksisting akan diganti dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) Baseload, seperti melalui cofiring biomassa.
Lalu penurunan emisi dilakukan dengan penerapan teknologi batu bara bersih, berupa implementasi Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC) dengan bahan bakar gasifikasi batu bara. Serta dengan implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mengurangi emisi CO2.
"Untuk IGCC, ini sedang disiapkan Permen-nya (Peraturuan Menteri ESDM), bagaimana biomassa bisa dimanfaatkan bersama batu bara dalam pembakaran di powerplan (pembangkit)," jelas dia
Di sisi lain, pemanfaatan juga akan dilakukan dengan hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME), methanol, pupuk, dan syngas.
Sehingga batu bara yang merupakan salah satu komoditas utama Indonesia bisa tetap menjadi penggerak perekonomian nasional. Harapannya, hilirisasi batu bara akan menjadi penopang utama untuk menggantikan kekurangan pasokan gas dalam negeri.
"Kami berharap batu bara yang kita miliki ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi penggerak perekonomian nasional," pungkas Sujatmiko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.