Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Masyarakat Post-Industrial dan Hilangnya Selera Pasaran

Kompas.com - 21/12/2021, 06:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JELANG akhir tahun, manajemen Gopay mengundang para pimpinan media nasional untuk dinner dan memberikan insight mengenai ekonomi digital yang ada di Indonesia. Mewakili Pemred Kompas.com, saya berkesempatan untuk mengikuti event tersebut.

CEO Gopay Hans Patuwo dalam paparannya mengatakan bahwa salah satu isu yang menjadi fokus dari Gopay dan Goto secara keseluruhan adalah UMKM.

Bukannya tanpa alasan Goto memilih fokus pada UMKM. Bagaimanapun, pelaku usaha tersebut tak sekedar sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Lebih dari itu, mereka mulai bertransformasi menjadi pemain utama di tengah perubahan struktur ekonomi yang hampir seluruhnya mulai terdigitalisasi.

Baca juga: Teten: Fintech Bisa Kurangi Kesenjangan Finansial UMKM

Bagi Goto, besarnya peran yang dipegang UMKM ini memang harus dijaga agar para pebisnis tersebut mampu menjawab permintaan dari ekosistem digital yang semakin besar. Harapannya, para pelaku usaha tersebut tak terlalu menghadapi persoalan klasik: permodalan dan pemasaran.

“Untuk UMKM yang berorientasi growth, kami fokus bagaimana membantu permodalan. Sementara bagi yang merasa sudah cukup, kami mencoba memfasilitasi pemasarannya agar lebih baik lagi,” ujarnya Jumat (17/12/2021).

Pilihan Goto untuk fokus pada mitra dan UMKM tentu tidak semata didasarkan pada alasan populis, sebagaimana yang banyak didengungkan oleh para politisi. Lebih dari itu, UMKM diproyeksikan bakal menjadi pemain utama dalam rantai pasok ekonomi digital.

Tak dimungkiri, UMKM selama ini memang menjadi pengisi ruang-ruang kosong di pasar yang tak bisa diisi oleh industri skala besar. Namun justru karena keterbatasannya itulah, UMKM memiliki kekuatan untuk memenuhi demand dari pasar yang semakin spesifik ketika ekosistem digital semakin membesar.

Mengutip Heimans & Timms (2018), ekosistem digital saat ini adalah new power, karena di dalamnya terdapat banyak pihak, terbuka, saling berpartisipasi dan saling ditopang oleh kelompok yang sama.

Inilah yang membedakannya dengan korporasi yang cenderung tertutup dan selalu ingin menguasai rantai pasok dari hulu ke hilir tanpa memberi kesempatan kepada pihak lain.

Masyarakat post-industrial

Hadirnya platform digital telah memberikan dampak yang luar biasa besar terhadap struktur perekonomian yang telah berlangsung sejak akhir abad ke-20. Di mana selama masa tersebut, aktivitas perekonomian banyak dikontribusi dari aktivitas industri.

Industri-industri melakukan produksi massal untuk memenuhi demand yang muncul di pasar. Namun hadirnya platform digital telah memaksa banyak industri untuk mulai berpikir mengenai urgensi melakukan produksi massal.

Baca juga: Bukalapak dan Microsoft Rilis E-Learning Platform untuk UMKM, Seperti Apa?

Kumar (1995) dalam bukunya From Post-Industrial to Post Modern Society menyebutkan bahwa era post-industrial ditandai dengan kaburnya mass market yang dipasok oleh produk-produk yang dibuat secara massal (mass production).

Meski buku tersebut ditulis lebih dari 25 tahun yang lalu, namun beberapa bagian dari buku itu masih relevan untuk melihat fenomena saat ini, ketika platform digital (e-commerce, ride hailing, hingga fintech) telah mulai mengambil alih banyak aspek dalam kehidupan ekonomi modern.

Ya, Kumar menulis bahwa konsumen tidak bisa lagi dilihat sebagai pasar yang memiliki selera sama. Ini karena konsumen dalam era pasca-industri adalah kelompok yang memiliki kepentingan dan selera yang berbeda-beda.

Karenanya, suplai untuk memenuhi kebutuhan mereka tak bisa lagi diproduksi secara massal. Sebaliknya, harus dilakukan dalam jumlah yang terbatas, serta dengan fitur-fitur yang spesifik sesuai dengan permintaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com