Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ungkap Rumitnya Kembangkan Kawasan Industri Hijau di Kaltara

Kompas.com - 21/12/2021, 14:16 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan sulitnya mengembangkan kawasan industri hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

"Pengembangan kawasan industri hijau di wilayah Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara ini bukanlah hal yang mudah. Saya masih ingat tahun 2015, mengenai rencana pengembangan industri di wilayah ini," ujarnya dalam agenda peletakkan batu pertama (groundbreaking) Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kabupaten Bulungan, yang ditayangkan secara virtual, Selasa (21/12/2021).

"Namun sampai tahun 2018, saya melihat tidak ada perkembangan yang signifikan. Hanya perpanjangan izin saja dari tahun ke tahun. Setelah kami mempelajari masalah yang dihadapi adalah tanah telur dan ayam," lanjut Luhut.

Baca juga: Luhut Geram Banyak Orang Berduit tapi Minta Fasilitas Karantina Gratis

Menurut mantan Kepala Staf Kepresidenan ini pun pada mulanya para investor enggan menanamkan modalnya di kawasan industri hijau tersebut.

"Pihak investor yang ingin masuk ke industri ini bersedia berinvestasi kalau PLTA sudah dibangun. Sementara di sisi lain, investor di PLTA hanya mau membangun jika sudah ada offtaker pembeli listriknya dan ini terus berputar-putar," kata dia.

Maka dari itulah, rencana pembangunan kawasan industri hijau di Kaltara ini berakhir stagnan. Kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi izin agar kawasan industri hijau tersebut mulai dipacu untuk dikembangkan.

"Ini dibutuhkan suatu keberanian dan eksekusi yang baik serta kekuatan yang besar untuk merealisasi PLTA di kawasan industri ini. Lebih dari itu adalah keputusan politik dari Presiden yang memberikan dukungan sepenuhnya terhadap proyek ini," ujarnya.

Luhut memperkirakan, untuk pembangunan PLTA-nya saja, dibutuhkan dana 10 miliar sampai 15 miliar dollar AS. Belum lagi untuk pelabuhan yang harus dibangun menjorok ke tengah laut karena kedalaman yang dangkal.

"Ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Paling tidak hampir 1 miliar dollar AS untuk pengembangan pelabuhan saja," ucap Luhut.

Menurut Luhut pada tahun 2019, pemerintah pun banyak melakukan road show ke beberapa negara, antara lain Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab, dan Tiongkok untuk menawarkan investasi di wilayah ini. Dia bilang, pada awalnya, sambutan terhadap tawaran investasi kawasan industri hijau ini biasa-biasa saja.

Baca juga: Ada Omicron, Luhut Pede Ekonomi RI Masih Terkendali

"Namun jelang akhir 2019, beberapa investor mulai menanggapi dengan serius. Mereka bersedia membangun industrinya terlebih dahulu, membangun solar panel termasuk PLTU yang digunakan selama 10 sampai 15 tahun mendatang, selama periode transisi pembangunan PLTA tadi," kata Luhut.

Luhut menyebut, ada 10 investor asal Tiongkok pada akhirnya mulai melirik dan tertarik berinvestasi pada proyek yang ditawarkan. Malah, kesepuluh investor tersebut turut hadir mengikuti peletakkan batu pertama bersama dengan Presiden Jokowi hari ini.

Para investor asal Tiongkok ini kata Luhut, sebelumnya telah berpartisipasi berinvestasi mengembangkan kawasan industri hilirisasi nikel di Tanah Air. Kemudian, mereka kembali terlibat dalam pengembangan industri kawasan hijau di Kaltara.

"Para investor tersebut yang telah hadir di sini (acara peletakkan batu pertama kawasan industri hijau di Bulungan). Jadi Bapak Presiden telah bertemu 10 para investor besar dari Tiongkok yang bersama-sama kita hari ini. Mereka telah menanamkan puluhan miliar dollar AS untuk hilirisasi nikel di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini," ucapnya.

Baca juga: Luhut: Sampai Hari Ini Omicron Belum Ditemukan Meluas di Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com