JAKARTA, KOMPAS.com - SPBU Pertamina beberapa waktu belakangan menjadi sorotan masyarakat terkait layanannya. Terbaru yang menjadi sorotan adalah toilet berbayar dan kecurangan petugas SPBU mengisi BBM.
Pada pertengahan November 2021, media sosial dihebohkan dengan isu dikenakan tarif buang air kecil Rp 2.000 saat menggunakan toilet di SPBU Pertamina. Uang yang dibayarkan tersebut bahkan disebut sebagai pungutan liar (pungli).
Narasi itu salah satunya dibagikan oleh akun Facebook Tim Pantau pada Senin (15/11/2021) lalu. Menurut warganet itu, tarif buang air kecil dapat membuat SPBU mengeruk keuntungan lebih besar.
Meski Pertamina menyebut pembayaran itu bersifat sukarela, tetapi realita di lapangan menunjukkan pengguna toilet harus membayar Rp 2.000 untuk buang air kecil.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Arti Kode 31, 33, dan 34 di SPBU Pertamina
Hal itu pun memicu perdebatan di dunia maya, hingga akhirnya Menteri BUMN Erick Thohir ikut bersuara. Ia minta Pertamina memperbaiki layanan fasilitas toilet di SPBU-SPBU yang berada di bawah perusahaan agar tak lagi dikenakan tarif.
"Saya minta direksi Pertamina harus perbaiki, dan saya minta nanti seluruh kerja sama dengan pom bensin swasta yang di bawah Pertamina juga toiletnya enggak boleh bayar. Harus gratis," ujarnya seperti dikutip dalam postingan akun Instagram resminya @erickthohir, Senin (22/11/2021).
Erick mengatakan, toilet merupakan fasilitas umum yang seharusnya gratis digunakan. Ia bilang, keuntungan yang didapat dari pemilik SPBU sudah diperoleh dari penjualan BBM serta penyewaan lahan untuk toko-toko.
Oleh sebab itu, ia menegaskan, toilet di SPBU sudah seharusnya gratis untuk digunakan masyarakat.
"Saya mengharapkan fasilitas umum seperti ini harusnya gratis, karena kan sudah dapat dari jualan bensin. Sudah gitu ada juga toko kelontong. Jadi masyarakat mestinya mendapat fasilitas tambahan," ungkapnya.
Permintaan Erick itu direspons oleh Pertamina, yang memastikan akan menggratiskan penggunaan toilet di SPBU perusahaan.
Baca juga: Erick Thohir: Toilet di SPBU Pertamina Harus Gratis
Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan, pihaknya akan mengingatkan kembali para pemilik SPBU yang bekerja sama dengan Pertamina terkait layanan akses toilet gratis, termasuk dalam hal kebersihan toilet tersebut.
“Toilet merupakan salah satu bentuk layanan yang ada di SPBU,” kata Irto dalam keterangannya yang diterima Kompas.com, Selasa (23/11/2021).
“Kami sosialisasikan kembali ke para pemilik SPBU untuk meningkatkan layanan ke masyarakat, tidak hanya layanan BBM namun juga termasuk memastikan ketersediaan toilet secara gratis, serta memperhatikan kebersihan dan kenyamanannya,” tambah dia.
Sebelum ramai soal toilet berbayar, SPBU Pertamina juga pernah jadi sorotan publik karena video papan display harga atau totem sebuah SPBU menampilkan tulisan "YNTKTS", beredar di media sosial.
Running text tersebut juga disertai kepanjangan dari singkatan tersebut, yaitu "YA NDAK TAHU KOK TANYA SAYA.". Video ini salah satunya disebarkan oleh akun Twitter @IbnuTasrip pada Senin (14/6/2021).
Baca juga: Viral, Running Text SPBU Bertuliskan Ya Ndak Tahu Kok Tanya Saya, Pertamina: Kena Hack
Terkait video yang beredar tersebut, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga sekaligus Subholding Commercial dan Trading Pertamina, Putut Andrianto mengatakan running text di papan display harga bertuliskan "YNTKTS" adalah ulah hacker atau peretas.
"Papan running text tersebut kena hack," kata Putut kepada Kompas.com, Selasa (15/6/2021) Menurut Putut, SPBU dalam video tersebut adalah SPBU 31.16901 ysng terletak di Jl. Mayor Oking, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Saat itu, Pertamina memastikan papan display harga itu telah diperbaiki. Running text sudah tidak lagi bertuliskan YNTKTS.
Setelah toilet berbayar, SPBU Pertamina kembali jadi sorotan karena viralnya sebuah video yang menampilkan petugas SPBU melakukan kecurangan dengan mengurangi jumlah liter BBM yang dibeli pelanggan.
Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @romansasopirtruck pada Senin (20/12/2021). Menurut video yang diunggah akun itu, seorang perempuan membeli BBM senilai Rp 100.000 di SPBU Bintaro Sektor 3, Jakarta Selatan namun hanya di isi 9 liter.
Baca juga: Usai Ditegur Erick Thohir, Pertamina Pastikan Toilet di SPBU Gratis
Padahal seharusnya untuk pembelian dengan nominal Rp 100.000, BBM yang didapat bisa lebih dari 13 liter. Pada video itu terdengar kemarahan seorang pelanggan di dalam mobil yang mengetahui jumlah liter BBM yang dibeli tidak sesuai.
"Siapa nama kamu, orang isi Rp 100.000 harusnya lebih dari 13 liter kamu malah catut 9 liter. Saya viralin kamu ya. Sembarangan kamu begitu-begitu ya," kata perempuan yang merekam video tersebut.
Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting pun membenarkan adanya kejadian itu. Ia bilang, oknum petugas SPBU yang melakukan kecurangan tersebut telah diberikan sanksi tegas berupa pemberhentian yang efektif per tanggal 20 Desember 2021.
Dia menjelaskan, pemberian sanksi pemberhentian dilakukan setelah yang bersangkutan terbukti melakukan kecurangan saat melakukan pengisian bahan bakar kepada salah satu pelanggan SPBU.
Baca juga: Hal-hal Kecil yang Mungkin Terlewat oleh Pak Erick soal SPBU dan Toiletnya
"Menindaklanjuti adanya kecurangan yang dilakukan oleh operator SPBU 34.152.09, Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) telah memberikan sanksi pemberhentian kepada yang bersangkutan," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/12/2021).
Irto mengatakan, Pertamina terus berkomitmen untuk memastikan pelayanan dan seluruh operasional SPBU berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pihaknya pun akan terus mengevaluasi dan menerima seluruh laporan yang diberikan oleh masyarakat.
"Kami sangat berterima kasih atas masukan dan laporannya, Ini menjadi bahan evaluasi kami dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh pelanggan Pertamina," ungkap dia.
Baca juga: Saat Serikat Pekerja Pertamina Ancam Mogok Kerja dan Tuntut Dirut Dicopot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.