Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Suram Investor Bukalapak, Sahamnya Terus-terusan Anjlok

Kompas.com - Diperbarui 25/01/2022, 10:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber ,Kompas.com

KOMPAS.com - Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) semakin tak berdaya. Dari ke hari, nilainya terus merosot, bahkan jika kondisi ini terus berlangsung, saham emiten ini bukan tak mungkin nantinya bisa menjadi saham gocap, sebutan untuk harga saham terendah yakni Rp 50 per lembarnya.

Harga saham BUKA semakin menjauh dari harga saat perdagangan saham perdana atau initial public offering (IPO) di level Rp 850 per saham pada 6 Agustus 2021 lalu.

Sempat jadi fenomena di awal melantai di bursa, saham perusahaan yang didirikan Achmad Zaky ini tercatat langsung meroket 210 poin atau 24,71 persen ke level Rp 1.060 per saham dari sebelumnya pada harga pembukaan di level Rp 850 per saham.

Investor yang memborong saham Bukalapak tak lepas euforia pencatatan saham perdana perusahaan tersebut sebagai e-commerce unicorn pertama di Indonesia.

Baca juga: Apa Itu Bank Kustodian dalam Investasi Reksadana?

BEI menyebutkan bahwa Bukalapak menjadi perusahaan ke-28 yang melakukan IPO di tahun 2021. Bahkan, sebanyak 96.000 investor antusias mengikuti pelaksanaan IPO Bukalapak.

Dikutip dari laman informasi perusahaan tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Bukalapak pada hari ini, Selasa (25/1/2022) diperdagangkan di leevel Rp 356 per lembarnya.

Harga saham BUKA ini juga turun apabila dibandingkan pada penutupan perdagangan saham BEI Senin kemarin (24/1/2022) yakni berada di level Rp 360 per lembar.

Setelah mencapai harga tertingginya, saham Bukalapak terus merosot dari hari ke hari. Tak jarang, saham BUKA seringkali mentok sampai batas auto reject bawah (ARB). Harga sahamnya terus menjauhi level saat IPO di harga Rp 850 per lembarnya.

Baca juga: Seberapa Kaya VOC hingga Jadi Cikal Bakal Penjajahan Belanda?

Karena itu, BEI selaku regulator harus melakukan suspensi alias penghentian sementara perdagangan saham Bukalapak.

Suspensi dilakukan BEI karena alasan seperti pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi dan atau pola transaksi yang tidak biasa dari saham tertentu.

Halaman:
Sumber ,Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com