JAKARTA, KOMPAS.com - Pengawasan distribusi pupuk subsidi ke berbagai daerah terus diperketat.
PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan pengawasan secara "real time" dengan sistem Distribution Planning & Control System (DPCS) yang sudah diaplikasikan sejak 2020.
Menurut Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, terdapat sejumlah manfaat pengawasan secara "real time" ini.
Antara lain, DPCS dapat mengawasi proses distribusi dari gudang produsen hingga kios-kios resmi. DPCS mampu mengetahui jumlah stok saat dalam perjalanan (intransit), baik darat maupun saat di pelabuhan.
Baca juga: Pupuk Indonesia Dukung Pengusutan Dugaan Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi di Nganjuk
DPCS juga menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi di setiap daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan pengecer, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran di masing-masing wilayah.
DPCS juga dilengkapi fitur peringatan dini atau Early Warning System untuk mendeteksi kondisi stok di daerah yang ditandai dengan indikator warna.
“Oleh karena itu, kami senantiasa menjaga agar stok pupuk subsidi selalu berwarna hijau (tersedia). Jika warnanya berubah (merah), maka dengan cepat dapat terdeteksi dan kami bisa mengantisipasinya dengan mengirimkan stok ke wilayah tersebut,” ujar Gusrizal melalui siaran pers ke Kompas.com, Rabu (26/1/2022).
Baca juga: Produksi Pupuk Indonesia Capai 12,2 Juta Ton di 2021
DPCS selain dapat memantau penyaluran pupuk subsidi, juga mampu meningkatkan akurasi perencanaan distribusi.
DPCS juga menjadi alat bagi Pupuk Indonesia dalam pengambilan keputusan operasional distribusi yaitu tepat waktu, tepat tempat, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, dan tepat harga.
Gusrizal menambahkan, basis data utama DPCS didapat dari beberapa sistem yang sudah dimiliki Pupuk Indonesia. Data tersebut dikumpulkan pada sebuah warehouse untuk selanjutnya ditampilkan dalam bentuk web berbasis data spasial.
“Data tersebut kami dapatkan dari sistem eksisting yang telah dimiliki oleh Pupuk Indonesia grup. Seperti Aplikasi Gudang, Web Commerce, Product Tracking, dan sebagainya,” jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, PT Pupuk Indonesia (Persero) memproduksi pupuk sebanyak 12,235 juta ton di sepanjang 2021. Realisasi itu setara 100,01 persen dari rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) yang sebesar 12,234 juta ton.
"Pencapaian ini berkat kerja keras para insan Pupuk Indonesia Grup yang selalu menjaga pabrik agar beroperasi secara optimal," ujar Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto dalam keterangannya, Rabu (5/1/2022).
Adapun total produksi pupuk tersebut terdiri dari Urea sebesar 7,967 juta ton, NPK sebesar 3,169 juta ton, SP-36 sebesar 325,13 ribu ton, ZA sebesar 759,1 ribu ton, dan ZK sebesar 14.024 ton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.