Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa TKI Disebut sebagai Pahlawan Devisa?

Kompas.com - 29/01/2022, 13:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tenaga kerja Indonesia (TKI) kerap dijuluki sebagai pahlawan devisa. Namun, pernahkah terpikirkan mengapa TKI disebut sebagai pahlawan devisa?

Sebelum mengetahui alasan TKI disebut sebagai pahlawan devisa, ada baiknya memahami apa itu devisa terlebih dahulu.

Devisa adalah alat pembayaran antarnegara yang dapat diterima oleh dunia internasional. Jika devisa suatu negara selalu bertambah, kegiatan ekonomi di negara tersebut berkembang.

Devisa dapat berupa wesel asing, cek, valuta asing, emas batangan, surat-surat berharga, dan sebagainya. Devisa digunakan untuk melakukan transaksi antarnegara.

Lantas, apa hubungannya devisa dengan TKI?

Baca juga: 5 Negara Jadi Tujuan TKI Terbanyak

Dikutip dari buku Antologi Administrasi Publik dan Pembangunan oleh Fadillah Amin dkk, TKI turut menyumbang pemasukan devisa dalam bentuk remitansi ke Indonesia. Dengan adanya remitansi ini secara tidak langsung, negara mendapatkan keuntungan.

Menurut laman sikapiuangmu.ojk.go.id, remitansi adalah layanan jasa pengiriman uang yang dilakukan oleh pengirim dari Indonesia ke penerima di luar negeri ataupun sebaliknya.

TKI dalam hal ini mengirimkan uang dari negara tempat dia bekerja ke Indonesia untuk keluarganya. Remitansi ini disebut remitansi masuk atau inward remittance.

Selanjutnya, uang tersebut akan digunakan keluarga dari TKI untuk keperluan sehari-harinya, baik untuk berbelanja maupun untuk modal usaha.

Baca juga: Berapa Rata-rata Gaji Pekerja Tidak Sekolah dan Tidak Tamat SD di RI?

Artinya, uang tersebut membantu perputaran roda perekonomian negara. Meskipun demikian, devisa atau remitansi yang dikirimkan TKI tidak masuk ke dalam pendapatan negara.

Menurut data Bank Indonesia, remitansi TKI pada tahun 2019 mencapai 11.435 juta dollar AS atau setara dengan Rp 164 miliar. Namun, angka tersebut mengalami penurunan menjadi 9.427 juta dollar AS pada 2020 setara Rp 135 miliar.

Sementara selama 2021, remitansi TKI pada kuartal I sebesar 2.260 juta dollar AS, kuartal II 2.277 juta dollar AS, dan kuartal III 2.303 juta dollar AS. Dengan demikian, pada semester I 2021, jumlah remitansi TKI sebesar 4.537 juta dollar AS atau setara Rp 65 miliar.

Dengan uang berjumlah ratusan miliar rupiah yang dikirimkan TKI dari luar negeri ke Indonesia, TKI menjadi sangat berjasa dalam membantu perekonomian negara. Itulah alasan mengapa TKI disebut sebagai pahlawan devisa.

Baca juga: Berbeda dengan Pekerjaan, Apa Itu Profesi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com