Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Normalisasi 1.500 Kendaraan ODOL di Banyuwangi

Kompas.com - 07/02/2022, 22:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melakukan normalisasi secara bertahap terhadap 1.500 kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Hal itu dilakukan atas inisiasi para operator angkutan barang. Adapun kegiatan tersebut dilakukan secara simbolis di Waduk Sidodadi Glenmore dan di Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor (UPUBKB) Kabupaten Banyuwangi pada Senin (7/2/2022).

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, normalisasi 1.500 kendaraan truk atau dump truck tersebut akan dilakukan secara bertahap di sepanjang tahun 2022.

Baca juga: Kemenhub Sebut Jumlah Petugas Pandu Kapal Belum Memadai

Pihaknya pun mengapresiasi pemilik kendaraan yang bersedia normalisasi truk ODOL. Ia berharap seluruh pemilik dan sopir truk mau untuk mendukung program pemerintah mengejar tak adanya truk ODOL pada 2023.

"Semoga upaya yang telah dilakukan ini dapat diikuti oleh supir dan pemilik kendaraan di seluruh indonesia sehingga program Indonesia Zero ODOL tahun 2023 dapat terwujud,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (7/2/2022).

Budi menjelaskan, sejak 2017 Kemenhub telah bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait, serta berkomitmen mewujudkan Indonesia Zero ODOL pada 2023 mendatang.

Baca juga: Kemenhub Siapkan Transportasi Cerdas dan Terintegrasi di IKN

Maka, seiring dengan komitmen yang telah disepakati, pemerintah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan melakukan sosialiasi kepada pengusaha maupun pemilik kendaraan angkutan barang.

Tujuannya, agar pemilik kendaraan segera melakukan perbaikan dan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Kerugian negara akibat truk ODOL

Menurutnya, permasalahan truk ODOL ini perlu segera ditangani. Terlebih berdasarkan data dari Kementerian PUPR tercatat negara mengalami kerugian untuk melakukan perbaikan jalan yang rusak akibat truk ODOL sekitar Rp 43 triliun tiap tahunnya.

"Negara mengalami kerugian untuk perbaikan jalan yang rusak akibat truk ODOL kurang lebih Rp 43 triliun. Dana tersebut seharusnya dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur lainnya,” ungkap Budi.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menambahkan, pihaknya menyambut upaya melakukan normalisasi kendaraan ODOL, sebab hal ini menyangkut masalah keselamatan dalam berkendara.

"Sehingga diharapkan ke depannya kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Banyuwangi yang diakibatkan truk ODOL tidak terjadi kembali dan usia jalan menjadi lebih lama karena tidak dilalui kendaraan yang melebihi tonase yang semestinya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com