Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hary Tanoe Buru Cuan di Bisnis Investasi Batu Bara, Begini Nasib Bisnis Penerbangan IATA

Kompas.com - 11/02/2022, 09:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Kamis (10/2/2022), PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) resmi berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk sekaligus mengganti main core bisnis ke sektor pertambangan batu bara.

Lalu, bagaimana nasib bisnis penerbangan charter yang sebelumnya merupakan bisnis utama IATA?

Baca juga: IATA Ganti Nama Jadi MNC Energy Investments, Banting Setir ke Investasi Batu Bara

Executive Chairman MNC Grup Hary Tanoe mengatakan saat ini bisnis charter pesawat sedang sepi, demikian juga yang dialami IATA.

Ini diperkeruh dengan akumulasi kerugian yang terus dialami oleh perusahaan sejak tahun 2008.

“Saat ini bisnis penerbangan charter sedang lesu akibat pandemi Covid-19. IATA ini rugi sejak tahun 2008 dan ruginya itu konsisten seampai tahun 2021. Tahun 2022 ini mudah – mudahan berubah menjadi perusahaan yang solid, besar, dan profitable dengan perubahan bisnis yang dilakukan,” kata Hary dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: IATA Banting Setir ke Bisnis Batu Bara, Akuisisi Bhakti Coal Resources Senilai Rp 2 Triliun

Sebagai informasi, IATA mencatatkan pendapatan usaha sebesar 7,2 juta dollar AS di bulan September 2021, atau naik 15 persen dibanding tahun lalu 6,3 juta dollar AS.

Namun, kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan berbagai beban usaha yang menghasilkan rugi bersih sebesar 4,7 juta dollar AS untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021, atau naik 118 persen dibanding rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumya sebesar 2,1 juta dollar AS.

Baca juga: Ini Alasan Hary Tanoe Ubah Bisnis IATA, dari Penerbangan ke Batu Bara, hingga Akuisisi Bhakti Coal Resources

 

Manuver Hary Tanoe, ubah bisnis charter pesawat ke batu bara

Untuk meminimalisir kerugian lebih dalam, maka IATA resmi mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), sekaligus berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk.

IATA juga secara resmi mengubah bisnisnya menjadi investasi di sektor pertambangan batu bara.

Hary mengatakan, IATA bukanlah merupakan perusahaan penerbangan regular komersial dengan pendapatan yang pasti.

IATA bergerak di bidang penerbangan charter seperti helikopter, Jet dan ATR, dan dengan kondisi pandemic Covid-19, bisnis yang dijalankan semakin sulit.

“Namun bisnis penerbangan charter IATA tetap kami pertahankan, hanya saja untuk saat ini tidak dibesarkan dulu. Kita tahu bisnis penerbangan lagi sulit, dan tidak mudah juga di bidang ini,” kata Hary.

Baca juga: Ubah Bisnis IATA, dari Penerbangan Jadi Batu Bara, Hary Tanoe: Agar Tak Rugi, Carter Pesawat Sedang Sepi

Momentum tingginya harga batu bara

Hary mengatakan, di tahun 2022, harga batu bara diprediksi akan terus melejit dampak permintaan yang tinggi dan pasokan yang terus menyusut.

Lonjakan harga ini dipengaruhi berbagai aspek, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi yang disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi.

“Kenaikan ini tentunya turut mendongkrak harga batu bara nasional. Sebagai negara eksportir batu bara yang mendominasi di pasar global, maka sepanjang batu bara masih menjadi sumber utama pembangkit listrik di berbagai negara, batu bara Indonesia akan terus menjadi primadona dunia,” tegas Hary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com