JAKARTA, KOMPAS.com - Akuisisi konsumen terus terjadi di e-commerce dan pertumbuhannya eksponensial, namun tak dibarengi dengan loyalitas pengguna e-commerce. Demikian hasil survei secara online terhadap 1.000 responden di lima kota besar di Indonesia dalam laporan Tren E-Commerce 2022 SurveySensum.
Hasil survei mengungkapkan 42 persen pengguna masih memiliki tingkat loyalitas rendah. Hal ini dibuktikan dengan perilaku pengguna yang masih sering berpindah-pindah antara e-commerce satu dan lainnya dalam tiga bulan terakhir.
Baca juga: Cerita Pemilik Toko Online Diberi Bintang 1: Seperti Diberi Kotoran, Produk Favorit Jadi Tak Laku...
Oscar Simamora, Researcher Manager SurveySensum mengatakan, tantangan e-commerce pada 2022 adalah mempertahankan loyalitas penggunanya dengan memantau kepuasan pelanggan.
“Untuk itu, mereka juga harus benar-benar memperhatikan rincian informasi yang ditampilkan di layanan e-commerce. Sepanjang informasi yang dicantumkan jelas dan sesuai dengan yang diterima konsumen, peluang konsumen untuk loyal terhadap merek akan semakin meningkat,” ungkap Oscar melalui rilis, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Hasil Riset Ipsos: Shopee jadi E-Commerce yang Paling Banyak Digunakan pada 2021
Berdasarkan survei kebiasan berbelanja online, 42 persen partisipan sering beralih antar satu situs e-commerce dan situs lainnya. Disusul dengan 31 persen partisipan menjawab menggunakan satu layanan e-commerce dan 27 persen partisipan mengaku beralih hanya untuk beberapa kategori dan metode transaksi.
Alasan konsumen berpindah e-commerce:
“Kebiasaan konsumen digital saat ini adalah membandingkan harga dengan produk yang sama di e-commerce lain. Mereka menginginkan produk dengan harga semurah mungkin namun tetap berkualitas tinggi, dan ini yang membuat konsumen akan terus mencari experience yang bagi mereka paling baik dari segi produk, promo, dan layanan yang diberikan," lanjut Oscar.
Baca juga: Hasil Survei: 42 Persen Pengguna E-commerce Miliki Loyalitas Rendah