Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Anggaran Pertanian Berkurang akibat Pandemi, Mentan SYL Gulirkan "Taxi Alsintan"

Kompas.com - 24/02/2022, 11:05 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

"Semua kekhawatiran bapak-bapak terkait tadi ada pembicaraan mengenai potensi kerusakan kami akan bertanggung jawab. Kami akan menandatangani pakta integritas dengan semua penyedia untuk menjamin perawatan dan sparepart," tegasnya.

Taxi alsintan untuk akselerasi ekonomi

Lebih lanjut, Andi mengatakan, program Taxi Alsintan atau penggunaan teknologi pertanian merupakan upaya akselerasi pemulihan ekonomi di sektor pertanian.

Baca juga: Kementan Fokuskan Alsintan untuk Peningkatan Produksi Pangan dan Kesejahteraan Petani

"Di tengah kesulitan anggaran pemerintah dan pandemi Covid-19, Mentan mendorong program Taxi Alsintan sebagai solusi dalam pemulihan ekonomi nasional," ungkapnya.

Menurutnya, Taxi Alsintan merupakan ide cemerlang Mentan SYL agar petani bisa lebih mudah memiliki alsintan tanpa harus mengandalkan bantuan pemerintah.

Andi menjelaskan, program tersebut diinisiasi Mentan SYL berkaca dari pengalamannya ketika menjabat Bupati Gowa. Pada saat itu, SYL mendorong agar taxi bisa dimiliki secara pribadi, bukan hanya oleh perusahaan-perusahaan besar.

"Idenya dari situ. Masyarakat bisa memiliki sendiri atau bersama-sama menggunakan program taxi alsintan yang pembiayaannya melalui fasilitasi KUR," ungkapnya.

Andi menambahkan, Kementan saat ini tengah mengupayakan agar petani, kelompok tani, maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) bisa bertransformasi dalam menjalankan usahanya menjadi sebuah bisnis yang lebih modern.

Baca juga: ASN Ponorogo Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Alsintan, Rugikan Negara Rp 4,3 Miliar

Dengan demikian, usaha tani menjadi lebih efisien dan keuntungan yang diterima pun menjadi berlipat.

"Khusus alsintan ini, sebenarnya banyak negara yang mendorong penggunaan teknologi dalam pengolahan lahan hingga panen,” sebutnya.

Dia mencontohkan, Jepang kini menjadi negara yang telah sepenuhnya mengandalkan mekanisasi. Namun pemanfaatan itu diraih dari perjalanan panjang hingga 50 tahun lebih.

Pengalaman panjang tersebut juga membuat petani Jepang tidak lagi mengandalkan bantuan alsintan dari pemerintah.

"Apakah bantuan terhadap petani Jepang saat ini sudah tidak ada? Masih. Begitu pun kita. Tapi kita baru baru tujuh tahun membangun mekanisasi pertanian. Sekarang, kita sudah bisa mentransformasi pertanian dari tradisional menjadi mekanisasi. Kita di ruangan ini adalah pelaku-pelakunya," ucapnya.

Andi mengatakan, hal tersebut dibuktikan dari nyaris tidak ada lagi petani yang menggunakan sistem pengolahan tanah menggunakan kerbau atau sapi. Begitu juga saat panen. Rata-rata petani sudah menggunakan mekanisasi pertanian.

Baca juga: Semakin Modern, Petani di Sinjai, Sumsel Gunakan Alsintan

"Ini menandakan bahwa transformasi pertanian kita selama tujuh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sukses melancarkan program mekanisasi secara masif," terangnya.

Persyaratan KUR diharapkan dipermudah

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan Indah Megahwati meminta pihak terkait agar persyaratan KUR alsintan dipermudah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com