Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Anggaran: Pandemi Beri Pelajaran Berharga, Buat Kita Sadar...

Kompas.com - 24/02/2022, 20:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata mengatakan, pandemi memberikan dampak dan pelajaran yang luar biasa.

Adanya pandemi membuat dunia sadar bahwa persiapan yang lebih dini berdampak lebih baik pada keuangan negara. Begitu pun membuat negara berkembang termasuk Indonesia sadar bahwa sistem kesehatan negara belum maju.

"Dinamika perkembangan kasus Covid-19 dengan munculnya berbagai varian, ada Delta, Omicron, memberi pelajaran yang luar biasa terkait upaya yang harus disiapkan atau tindakan yang harus dilakukan untuk menangani suatu pandemi di masa depan," kata Isa dalam DJA Budget Goes to Campus secara virtual, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Sri Mulyani: Emisi Karbon Dunia Turun 6,4 Persen gara-gara Pandemi Covid-19

Tak heran, pemerintah menganggarkan belanja di bidang kesehatan Rp 255,3 triliun atau sekitar 9,4 persen dari total belanja negara. Angkanya jauh lebih besar dari amanat UU sebesar 5 persen.

Isa menjelaskan, anggaran tersebut digunakan untuk menangani pandemi, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan, menangani stunting, dan berbagai isu lain di bidang kesehatan yang signifikan.

"Kita ingin mengubah kesulitan ataupun kesusahan yang kita hadapi menjadi suatu manfaat. Untuk itu kita ingin mengupayakan agar sebagai dampak dr pandemi kita bisa lakukan transformasi di berbagai bidang," ucap Isa.

Tak hanya itu, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19, baik untuk vaksinasi, penanganan klaim pasien, insentif kepada nakes, penyediaan obat-obatan dan peralatan kesehatan, termasuk upaya untuk menjaga protokol kesehatan.

Sebagian anggaran itu masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tahun ini, anggaran PEN teralokasi senilai Rp 455,62 triliun. Anggaran pun terpantau sudah naik dua kali, dari alokasi semula yang mencapai Rp 414 triliun atau naik sekitar Rp 41,62 triliun.

"Tentunya ini adalah pelajaran yang berharga apabila kita mampu membuat perubahan pada diri kita, pada cara kita bekerja agar lebih efisien, lebih efektif, dan lebih cepat dan tepat dalam mengatasi problem serupa di masa yang akan datang," tandas Isa.

Sebagai informasi, anggaran PEN tahun 2022 dikerucutkan menjadi 3 klaster saja dari sebelumnya 5 klaster pada tahun 2020-2021. Klaster pertama adalah klaster penanganan kesehatan senilai Rp 122,5 triliun. Nilainya meningkat dari Rp 117,87 triliun.

Klaster kedua adalah perlindungan sosial (perlinsos) dari Rp 154,76 triliun menjadi Rp 154,8 triliun. Sementara klaster penguatan ekonomi menjadi Rp 178,3 triliun dari Rp 141,42 triliun.

Klaster ketiga yakni penguatan pemulihan ekonomi dengan alokasi Rp 178,3 triliun, yang diarahkan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja serta mendorong pemulihan ekonomi di daerah dan secara nasional.

Baca juga: Meski Terdampak Pandemi, Pelaku UKM Jasa Layanan Mulai Pulih Sejak 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com