Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kedelai Lokal, Petani Minta Pengendalian Impor dan Jaminan Harga

Kompas.com - 01/03/2022, 11:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mendukung apa yang dilakukan pemerintah dalam rangka penyediaan kedelai.

Ketua Umum KTNA M. Yadi Sofyan Noor mengatakan, sejauh ini 90 persen kedelai Indonesia impor.

“Jadi temen-temen KTNA rapat se-Indonesia kemarin, kita katakan siap dukung Kementerian Pertanian (Kementan) karena selama ini kan kedelai kita lebih banyak impor, data yang kita pegang kan 90 persen kedelai kita impor dan itu tidak kita sadari selama ini. Makanya kita akan bersama-sama merumuskan ambil langkah seperti tahun 1992 kita pernah lakukan itu, supaya petani bisa mencukupi kebutuhan kedelai,” ujarnya dalam siaran persnya, Selasa (1/3/2022).

Baca juga: Harga Kedelai Tinggi, Ini Respons Pemerintah

Yadi menyebutkan dari hasil konsolidasi dengan anggota KTNA pada intinya petani meminta pemerintah melakukan pengendalian impor dan memberikan jaminan harga kedelai lokal.

Petani meminta adanya jaminan harga untuk keberlanjutan produksi kedelai lokal.

Hal ini salah satunya disampaikan oleh Ali, petani sekaligus ketua KTNA Grobogan. Ali mengaku saat ini harga kedelai bisa dikatakan sedang bagus, petani pun mulai menanam kembali kedelai.

“Petani perlu adanya jaminan harga. Jika harga menguntungkan tanpa diberi bantuan pun saya yakin petani akan semangat kembali menanam kedelai,” ujar Ali.

Grobogan adalah salah satu sentra kedelai di Indonesia, petani di sana sudah menerapkan sistem pertanaman kedelai yang lebih efisien dengan provitas yang dicapai sudah tinggi sekitar 2,5 ton per hektar.

Baca juga: Ini Biang Kerok Petani Ogah Menanam Kedelai Lokal

Menurut Ali, kenaikan harga kedelai mulai di tahun 2019 akibat dampak pandemi Covid-19.

Tahun 2019 pertanaman kedelai di wilayahnya sekitar 10-15 persen dari areal yang tersedia seluas 28.000 hektar. Tahun 2020 ada sedikit peningkatan harga.

Kemudian Tahun 2021 sudah 40-50 persen dari areal yang ada. Tahun 2022 ia memperkirakan 70 persen dari luas areal tertanam kedelai lagi. Ali menegaskan perlunya mengoptimalkan benih yang berkualitas.

Menurut dia, apabila bantuan benih bisa ditingkatkan menjadi 60 kilogram per hektar dengan daya tumbuh minimal 85 persen, maka akan bisa dicapai produksi 2,5 ton per hektar.

“Kalau benih tidak berkualitas maka hasil per hektar juga tidak akan terpenuhi,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua KTNA Blora Sudarwanto mengamininya. Baginya kepastian pasar dan harga sangat penting.

Baca juga: Kata Mendag, Miliaran Babi di China Bikin Kedelai Impor RI Jadi Mahal

Ia juga menekankan keterbatasan benih kedelai dengan masa dormansi yang sangat pendek yaitu 1 bulan menjadi hal yang perlu diperhatikan bersama.

"Untuk budidaya kedelai, saat ini kami akan mengembangkan tanam kedelai 'sistem methuk' di Blora, khususnya untuk kedelai hitam. Jadi bulan Oktober tanam jagung, lalu 1 bulan mau panen bawahnya disemprot herbisida untuk ditanam kedelai kemudian, saat panen jagung, maka kedelai mulai tumbuh,” jelas Sudarwanto.

Terkait kenaikan harga kedelai ini, Widodo penangkar kedelai dari LMDH Blora menyatakan saat ini masyarakat di LMDH sudah gemar tanam kedelai, karena harga yang sedang bagus.

“Kendala saat ini musim hujan, panen kurang optimal, selain itu alsintan juga baru punya 1 threser. Namun demikian petani disini sedang semangat tanam kedelai, bahkan ke depan saat masa tanam 2 kami akan mengajukan bantuan benih seluas 40 hektar untuk pertanaman bulan Maret dan April,” ujarnya.

Baca juga: Usulan Subsidi untuk Redam Harga Kedelai, Cips: Tidak Akan Efektif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com