Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Rusia-Ukraina, Batu Bara RI Terkena Dampaknya

Kompas.com - 08/03/2022, 07:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Akibat perang antara Rusia dan Ukraina, Indonesia juga terkena dampaknya. Salah satunya adalah menyoal harga batu bara dan minyak mentah dunia dalam hal ini Brent yang melonjak dan sempat menyentuh level tertinggi.

Rally harga batu bara belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Sepanjang Februari, harga batu bara sudah menguat sebesar 38,22 persen secara month over month. Kini memasuki Maret, harga batu bara kembali tancap gas dengan menyentuh level 446 dollar AS per ton.

Bahkan, jika dihitung secara year to date, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen.

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo), Anggawira, mengatakan tidak menutup kemungkinan harga batu bara bisa terus melejit dengan meningkatnya permintaan namun stok masih terbatas.

Baca juga: Kalsel, Provinsi dengan Kekayaan Batu Bara yang Melimpah Ruah

"Akibat perang Rusia-Ukraina, apabila pasokan gas alam dan minyak dari Rusia terputus masih terputus, maka pemanfaatan kembali energi fosil, termasuk batu bara berpotensi membesar. Ini akan meningkatkan permintaan di tengah ketatnya pasokan batu bara di tingkat global," ujar Anggawira dalam keterangannya, Selasa (8/3/2022).

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas alam utama dan terbesar di dunia. Ekspor dua komoditas energi itu mewakili setengah dari penjualan luar negeri negara itu. Rusia, yang sekarang sedang terlibat dalam perang sengit di Ukraina, menyediakan sekitar 40 persen gas alam Eropa.

"Saya rasa penguatan harga batu bara juga di akibat musim dingin yang berkepanjangan di negara yang memiliki empat musim baik di Asia, Asia Tengah, Eropa, Amerika. Hal ini yang juga membuat permintaan batu bara semakin meningkat," ungkap Anggawira.

Anggawira juga mengatakan bahwa di prediksi produksi stagnan sedangkan harga minyak mentah dunia di atas 100 dollar AS per barel dan harga gas alam yang juga masih tinggi, orang-orang akan beralih ke batu bara.

Baca juga: Hutan Dibabat demi Sawit, Tapi Minyak Goreng Justru Langka dan Mahal

"Peluang ini sangat baik untuk para pemasok batu bara di Indonesia, namun banyak hal-hal yang perlu di cermati bukan hanya semata-mata tergiur dengan terus meningkatnya harga batu bara," kata Anggawira.

Anggawira juga menyampaikan perlunya ada strategi bukan hanya dari para pemasok batu bara namun juga dari pemerintah agar para pemasok tidak tergiur untuk melalukan ekspor batu bara namun juga perlunya diperhatikan kebutuhan batu bara di dalam negeri.

"Kita harus bisa memaksimalkan peluang ini, namun juga harus berhati-hati agar langkap yang di ambil oleh pemasok batu bara tidak membawa Indonesia menghadapi dampak negatif dan juga tidak mengakibatkan inflasi," tutup Anggawira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com