Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Nilai Gas, Subholding Gas Pertamina Hadirkan Pendingin Ruangan Hemat dan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 06/04/2022, 18:36 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Afiliasi Subholding Gas Pertamina, Perseroan Terbatas (PT) Permata Karya Jasa (Perkasa) mengembangkan pendingin ruangan atau chiller yang lebih hemat dan ramah lingkungan.

Pemanfaatan gas bumi sebagai energi ramah lingkungan tersebut dimanfaatkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan value chain atau nilai gas bumi.

Diketahui chiller ini dapat membantu penghematan energi sampai dengan 30 persen dibandingkan dengan chiller konvensional lainnya, serta lebih hemat dalam pemakaian listrik sampai dengan 70 persen.

Adapun beberapa target pengguna chiller diantaranya adalah hotel, bandara, kantor, mall, rumah sakit, dan data center.

Baca juga: Per Juli 2022, Layanan Contact Center PGN Jadi Pertamina Call Center 135

Direktur Utama PT Perkasa Adhi Lingga Harymurti menjelaskan, bahwa chiller juga dapat digunakan untuk pendingin ruang operasional pabrik maupun ruangan kantor.

Chiller yang menggunakan bahan utama gas bumi ini tentunya memiliki beberapa kelebihan. Pertama adalah ramah lingkungan.

“Karena menggunakan refrigerant berupa air dan lithium bromide (Libr), bukan freon. Sebab, pada umumnya menggunakan freon yang dapat merusak lapisan ozon,” ungkap Adhi dalam keterangan pers yang diterima oleh kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Kelebihan kedua, kata Adhi, adalah green energy,. Ini karena chiller menggunakan bahan bakar gas yang layak untuk diaplikasikan secara luas di masyarakat. Sedangkan kelebihan ketiga, yakni dapat menggunakan bahan bakar dari panas buang pembangkit atau exhaust.

Baca juga: PGN Raup Laba bersih 303,8 Juta Dollar AS Sepanjang Tahun 2021

Pemanfaatkan panas buang pembangkit akan dapat meningkatkan efisiens. Sebab panas yang terbuang mencemari lingkungan ini dapat diolah dengan chiller untuk menghasilkan udara dingin.

“Misalnya gas engine dari sebuah pabrik yang dapat menghasilkan listrik mandiri, selain dari Pembangkit Listrik Negara (PLN). Dari situ akan ada gas buang yang lebih dari 300 derajat yang bisa digunaakn untuk energi chiller. Maka disebut juga dengan absorption chiller atau menyerap panas dari sebuah pembangkit,” jelas Adhi.

Contoh lain, kata dia, adalah hot water (90 derajat celcius sampai dengan 180 derajat celcius) dan steam (0 sampai dengan sepuluh bar) dari sebuah pabrik juga dapat dimanfaatkan sebagai energi chiller.

Baca juga: Catatkan Kinerja Positif, PGN Raih Laba Bersih 303,8 Juta Dollar AS Pada 2021

Hal itu bisa terjadi, karena beberapa sumber energi tersebut dapat menghasilkan multi output yaitu cooling atau pendingin, heating atau pemanas, dan hot water atau air panas.

“Dari satu alat dapat menghasilkan cooling, heating, dan hot water. Namun, untuk heating hanya khusus untuk negara empat musim. Sedangkan untuk hot water digunakan dengan simultan ketika di hotel,” jelas Adhi.

“Satu alat chiller dapat menghasilkan udara dingin untuk ruangan dan hot water untuk shower. Jadi tidak perlu lagi pakai boiler lagi,” paparnya.

Adapun kelebihan ketiga, Adhi Lingga Harymurti mengatakan, chiller ini dinilai lebih aman digunakan. Ini karena bersifat vacuum bukan tekanan, sehingga kemungkinan terjadi ledakan juga sangat rendah.

Keempat, lanjut Adhi, chiller itu juga telah lulus uji ketahanan gempa sampai dengan sembilan skala richter (SR).

"Sehingga ketika ada gempa, solution yang ada di dalam mesih tetap stabil dan tetap berfungsi dengan baik," kata Adhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com