Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Calon Wakil Ketua DK OJK Dicecar Pertanyaan soal Keterlibatannya di Kasus Bank Century...

Kompas.com - 06/04/2022, 20:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara dicecar soal keterlibatannya dalam kasus Bank Century, dalam gelaran uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test oleh Komisi XI DPR RI.

Pertanyaan itu disampaikan oleh Anggota Komisi XI Fraksi Golkar, Mukhamad Misbakhun. Ia mempertanyakan keterlibatan Mirza yang sempat menjabat sebagai Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2010-2013, dalam kasus pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek ke Bank Century, yang kemudian berganti nama menjadi Bank Mutiara.

Baca juga: Mirza Adityaswara Resmi Jabat Komisaris Utama Mandiri Sekuritas

Misbakhun mengatakan, pada tahun 2010 Pansus Hak Angket Bank Century menyatakan, penyelesaian kasus Century melalui opsi C, yakni bailout melanggar hukum.

Akan tetapi, LPS selaku pemegang saham Bank Mutiara tetap menyuntikan dananya ke bank tersebut, sehingga membuat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan status disclaimer pada laporan keuangan LPS.

"Dan bapak adalah salah satu komisioner LPS, keputusan politiknya sudah memberikan tatakan hukum yang kuat, tetapi bailout dari Rp 6,7 triliun melengkapi menjadi Rp 8,1 triliun dalam bentuk injeksi modal diteruksan oleh LPS," ujar Misbakhun, Rabu (6/4/2022).

"Dan saya ingin tahu apa peran bapak di situ. Mulai dari tahun 2010-2013 tersebut," tambahnya.

Baca juga: Mirza Adityaswara Resmi Jadi Presiden Komisaris OVO

Tanggapan Mirza

Merespons pertanyaan tersebut, Mirza membenarkan, Bank Mutiara sudah dimiliki oleh LPS ketika dirinya menjabat sebagai Dewan Komisioner. Selain itu, Ia juga membenarkan, BPK memberikan status disclaimer atas laporan keuangan LPS.

Ia menjelaskan, pada saat itu LPS harus menyikapi Bank Mutiara yang sudah masuk jatuh tempo divestasi. Namun, dengan modal yang sudah diberikan negara, bank tersebut masih belum sehat.

"Sehingga diperkirakan memang perlu pencadangan-pencadangan, tetapi kemudian proses divestasi sudah dilakukan," katanya.

Pada penghujung tahun 2013, ketika sudah bergabung dengan Bank Indonesi (BI) yang pada saat itu masih mengawasi perbankan, Mirza menilai Bank Mutiara masih memerlukan suntikan modal.

Sebab, bank tersebut menunjuan sitasi yang masih memerlukan injeksi modal.

Sehingga setelah itu, LPS memutuskan untuk menambah kembali modal Bank Mutiara. Baru lah proses divestasi dilakukan.

"Memang antara putusan politik dengan kenyataan sudah ada modal negara di dalamnya, dan kami juga, LPS, harus melakukan divestasi," ucap Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com