Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sederet Fakta, Mengapa Harga BBM di Indonesia Kian Mahal

Kompas.com - 07/04/2022, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kenaikan harga minyak mentah dunia, mendorong harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di tanah air ikut melonjak. Seperti diketahui, Harga BBM RON 92 melonjak dari Rp 9.200 per liter menjadi Rp 12.500 per liter.

Namun, mengapa ketika harga minyak mentah dunia mulai turun, harga BBM di Indonesia tidak mengikuti penurunan harga?

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkapkan, itu terjadi karena Pertamina menjual BBM di bawah harga keekonomian.

Baca juga: Pertalite dan Elpiji 3 Kg Bakal Naik, Airlangga: Kami Kaji dan Akan Kami Umumkan...

"Karena memang hampir tidak pernah harga kita di SPBU itu di atas harga keekonomian. Jadi, memang selalu di bawah harga keekonomian, dan selalu harganya di bawah itu," kata Febrio Senin (4/4/2022).

Dengan kenaikan harga Pertamax, maka ada potensi masyarakat beralih menggunakan BBM jenis Pertalite yang lebih murah karena bersubsidi yakni dengan harga Rp 7.650 per liter. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kelangkaan BBM jenis Pertalite di beberapa daerah.

Meskipun masyarakat mengeluhkan kenaikan harga, Pertamina menilai harga BBM di Indonesia saat ini adalah yang termurah di dunia. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, murahnya harga BBM di tanah air karena masih disubsidi oleh pemerintah.

Lalu, apa bedanya dengan BBM Malaysia, yang juga mendapatkan subsidi, namun harganya bisa lebih murah?

Mengutip laman Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Halehwal Pengguna atau KPDNHEP Malaysia, harga bensin terbaru per April 2022 dengan oktan 95 atau RON 95 dijual di Malaysia seharga RM 2,05 atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 6.900 per liter (kurs Rp 3.400).

Dengan memiliki RON 95, BBM termurah yang dijual di Malaysia ini memiliki kualitas di atas Pertamax yang dijual Pertamina di Indonesia dengan spesifikasi RON 92. Sementara Pertalite Pertamina memiliki kandungan lebih rendah lagi, yakni RON 90.

Sementara untuk BBM diesel di Malaysia dipatok pemerintah seharga RM 2,15 atau sekitar Rp 7.330. Untuk BBM dengan oktan lebih tinggi lagi, yakni untuk bensin dengan RON 97 di Malaysia saat ini dijual RM 3,83 atau setara dengan Rp 13.075 per liter.

Baca juga: Sebut BBM Indonesia Masuk yang Termurah di Dunia, Dirut Pertamina: Pertamax Disubsidi Rp 3.500

Perlu diketahui, pemerintah Malaysia hanya memberikan subsidi untuk bensin RON 95. Sementara untuk RON 97 tidak disubsidi sehingga banderolnya mengikuti harga pasar.

Nicke mengatakan, di Inggris untuk BBM RON 92 atau setara Pertamax sudah dijual seharga Rp 44.500 per liter, sedangkan Pertamina menaikkan harga ke Rp 12.500 per liter. Dia mengungkapkan Pertamina masih mensubsidi Rp 3.500 per liter untuk Pertamax.

“BBM di Indonesia itu termasuk yang termurah di dunia, dan untuk itu pemerintah mensubsidinya luar biasa besar. Pertamina masih mensubsidi Rp 3.500 per liter Pertamax, dan kami memahami kesulitan masyarakat, tetapi tidak bisa juga menanggung seluruhnya karena pertamina badan usaha,” kata Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (6/4/2022).

Kenaikan harga BBM inipun membuat geram Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat membuka sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Rabu (5/4/2022), Jokowi menyentil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang dinilai kurang peka terhadap kesulitan rakyat saat ini.

Jokowi menyayangkan sikap Arifin yang tidak memberi penjelasan mengapa harga BBM jenis Pertamax mengalami kenaikan. Demikian juga masalah terkait dengan kenaikan minyak goreng saat ini, Jokowi menilai tidak ada “action” yang dilakukan, padahal sudah 4 bulan lamanya. Maka dari itu, Jokowi meminta para menteri untuk mengedepankan rasa empati dan sense of crisis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com