"Saya apresiasi terhadap perusahaan ini, walaupun ada tantangan, tetapi masih tetap mencari jalan keluar untuk menyelesaikannya. Pekerjaan ini harus dilanjutkan. Perusahan ini pun tidak merusak alam. Justru menanam magrove di sekitar lahan," kata dia.
President Director PT IDK Christian Devi, mengatakan, sejak awal mengelola garam di wilayah yang berbatasan laut dengan Timor Leste dan Australia itu, pihaknya selalu melibatkan warga setempat.
"90 persen kita gunakan tenaga lokal. Jadi kontribusi perusahaan untuk Kabupaten Malaka yakni menyediakan lapangan kerja buat warga setempat, dengan gaji standar UMR," ujar Christian.
Menurutnya, ada 332 hektar lahan yang digarap perusahan. Ratusan hektar lahan itu berada di dua lokasi yakni 32 hektar di Desa Rabasa Wemean, Kecamatan Malaka Barat dan Desa Weoe, Kecamatan Wewiku.
Christian menjelaskan, alasan memilih Kabupaten Malaka sebagai lokasi tambak garam, karena memang daerah yang baru dimekarkan dari Kabupaten Belu itu, memiliki iklim yang mendukung dan air laut yang masih bersih.
Dia mengatakan, garam mesti berada di tempat yang panas, dengan curah hujannya yang rendah, sehingga Malaka menjadi pilihan pihaknya mengembangkan garam, khususnya jenis industri.
Apalagi kata dia, kualitas garam di Malaka juga tak kalah dengan jenis garam dari daerah lainnya bahkan garam impor.
Selain itu, pihaknya ingin berkontribusi membangun Kabupaten Malaka, dengan memberikan sesuatu kepada masyarakat setempat.
"Artinya kami memberikan kue, supaya masyarakat bisa juga menikmati kue itu," ujar dia.
Christian menyebut, garam Malaka sudah bisa masuk kategori garam industri karena kandungan kadar natrium klorida (NaCl) 97 persen.
Untuk garam industri lanjut dia, digunakan untuk industri makanan dan minuman, farmasi dan lain sebagainya.
Ada beberapa kriteria untuk garam bisa masuk kategori industri, di antaranya kadar NaCl, kadar air dan kandungan yang lain.
Untuk meningkatkan kadar garam, pihaknya telah mengadopsi satu proses modern dari Spanyol yakni metode Salt Table.
"Dengan metode modern itu, tentu kualitas garam yang dihasilkan akan lebih baik, sehingga garam lokal yang kita hasilkan, mendekati kualitas garam impor," ujar Christian .
Bupati Malaka Simon Nahak, dirinya ingin investor yang masuk ke Malaka bisa bekerja dengan aman dan nyaman, serta tidak ada gangguan.