Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi Mahal, Daging Kerbau Bulog Dinilai Bisa Jadi Alternatif Konsumsi Saat Lebaran

Kompas.com - 27/04/2022, 18:45 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, mendekati Lebaran harga daging sapi segar di pasaran masih cukup tinggi.

Berdasarkan data yang dimilikinya, harga daging sapi mendekati Rp 150.000 per kilogram (Kg), dibanding sebelumnya berada di kisaran Rp 120.000 per kg.

"Saat berdiskusi dengan para asosiasi daging, sangat mungkin, mendekati lebaran nanti harga daging sapi segar melonjak hingga Rp 180.000 per kg," ujar Khudori dalam keterangannya, Rabu (27/4/2022).

Baca juga: H-6 Lebaran, Harga Cabai, Minyak Goreng, dan Daging Kompak Naik

Khudori menilai hal ini dikarenakan sejumlah faktor. Mulai dari pasokan dalam negeri yang tidak mencukupi dan mahalnya harga daging dari negara-negara eksportir.

"Jadi, saya enggak kaget, kalau sekarang harga daging sapi tinggi," katanya.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang tidak bisa membeli daging sapi segar, pemerintah telah menyediakan daging kerbau beku sebagai alternatif. Sepanjang tahun ini Perum Bulog mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100.000 ton.

Dilihat dari data yang ada, lanjut Khudori, kebutuhan daging bulanan rata-rata 8.000 sampai 10.000 ton. Sedangkan stok milik bulog sebanyak 36.000 ton.

"Artinya, stok daging kerbau masih cukup, bahkan tidak hanya untuk lebaran saja, tetapi cukup memenuhi kebutuhan daging hingga Mei dan Juni nanti," ucap dia.

Khudori meyakini, dengan ketersediaan stok yang mencukupi itu, masyarakat bisa merayakan hari Idul Fitri dengan menikmati santapan yang sama nikmatnya. Apalagi, harga daging kerbau beku, lebih murah dan terjangkau yaitu sebesar Rp 80.000, dibanding daging sapi segar.

"Jadi, masih ada pilihan daging kerbau, sebagai alternatif. Pasti, tetap ada konsumennya, ada peminatnya, meskipun enggak sebesar (konsumen) daging sapi," katanya.

Lebih lanjut disampaikannya, keran impor daging kerbau beku mulai dilakukan Pemerintah pada tahun 2017. Dengan pertimbangan, agar harga daging sapi bisa turun ke Rp 80.000, tergantung jenisnya. Harga ini juga mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.7 Tahun 2020.

Baca juga: Jappdi Prediksi Harga Daging Sapi Tembus Rp 200.000 per Kilogram Hingga Lebaran

Karenanya, pemerintah mencoba mencari alternatif daging yang harganya lebih murah.

"Ketemulah daging kerbau, yang potensial dari India. Tetapi, sejak tahun 2017 tidak pernah tercapai harga daging sapi segar sesuai acuan itu," ungkapnya.

Hal ini dikarenakan, harga daging sapi memang sudah mahal dari negara asalnya. Begitu juga, daging dari produksi lokal maupun sapi bakalan, yang dibesarkan dan dipotong di dalam negeri.

Belum lagi, ketika industri penggemukan sapi potong (feedloter) yang tiap tahunnya melakukan pengadaan sapi bakalan, jumlahnya juga terus turun, bahkan sebelum terjadinya pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com